Eksotisme Pagelaran Reog Ponorogo di Yogyakarta


Ponorogo Ethnic Festival 2019 (dok.Alinea – Oktarian Bagus)

Yogyakarta – Ponorogo Ethnic Festival (PEF) 2019, tahun ini di gelar tepat di bawah monumen serangan umum 1 maret 1945, tepatnya di KM 0 Yogyakarta pada Sabtu malam (13/07/2019). Panggung luas yang di lengkapi lighting warna-warni beserta ratusan penonton yang mengeilingi panggung menambah kesan meriah acara tadi malam.

Mengangkat tema ‘the soul culture of bhumi wengker’ acara ini merupakan kreatifitas dan wujud rasa cinta terhdap budaya lokal dari perkumpulan mahasiswa ponorogo yang berada di Jogja. Selain sebagai ajang silaturahmi, acara ini pastinya untuk memperkenalkan budaya lokal Ponorogo , dan ajang menggali potensi anak muda karena pengisi acaranya juga merupakan mahasiswa Ponorogo Jogja.

“acara malam ini merupakan jawaban kami generasi muda terhadap globalisasi, budaya asing yang semakin laris tidak semerta-merta kita tinggalkan budaya yang menjadi jati diri kita, maka dengan agenda ini kita berharap generasi muda ‘ora pedhot oyot’  atau tidak lupa terhadap jati dirinya” ucap Remadha Teynar, ketua pelaksana PEF 2019 saat menyampaikan sambutannya.

Setelah sambutan, acara resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh ketua pelaksana, perwakilan dinas kebudayan Yogyakarta , dan PAWAGO (paguyuban warga ponorogo) lalu penonton di sambut dengan special performance penyanyi PEF di damping beberapa penari.

Acara yang pertama kalinya di adakan ini di lanjut dengan penampilan-penampilan budaya sendra tari kreasi sang raja wana yaitu kisah tentang singo barong dan kreasi tari ombyak trimurti yang merupakan transformasi dari budaya kirab 3 pusaka di Ponorogo .

Geguritan atau monolog yang meceritakan kisah karakter khas warok, juga berhasil menarik perhatian penonton. Warok merupakan salah satu tokoh reog yang selalu mendapat stigma negatif, monolog ini berisikan sudut pandang warok yang telah melakukan perjalananan waktu ke masa kini untuk meluruskan persepsi  negatif yang telah tersebar.

PEF juga menampilkan Fashion Show batik Lanang Wedon khas Ponorogo dalam busana yang di desain modern namun menggunakan motif batik lanang wedon.

Sebelum  sampai puncak acara, penonton di suguhkan alunan musik dari  penampilan Olah Gongso Panoragan yang merupakan perpaduan  alat musik khas ponorogo.

Sampailah puncak acara yang ditunggu-tunggu penonton pada malam itu, penampilan reog manggolo mudho , yang menampilkan  3 reog besar dengan mahkota cantik yang terbuat dari bulu-bulu burung merak. Diramaikan dengan tokoh lainhya seperti singo barong, warok, ganongan, kelono sewandono (raja sakti madraguna) dan penari jathil yang merepresentasikan pasukan kerjaaan majapahit, semua tokoh hadir melengkapi karakter dalam cerita reog yang ditampilkan. (Rosha)

BERITA TERKAIT