ALINEA – Tahun 2021 merupakan tahun yang cukup emosional bagi mayoritas pendukung Barcelona. Setelah dibuat haru oleh kemenangan Argentina di Copa America, kini, pemain yang tidak pernah absen mereka puja tersebut pergi meninggalkan Camp Nou dan membelot ke Paris.

Setelah 21 tahun berseragam Blaugrana, Messi sepakat bergabung bersama Paris Saint-Germain dengan durasi kontrak 2 tahun serta opsi perpanjangan 1 tahun dan gaji €25 juta/tahun. Ambisinya sejalan dengan klub barunya untuk merengkuh UCL, mampukah?

Faktanya, belum ada pelatih yang berasal dari non-Eropa mampu merengkuh si Kuping Besar sejak diberlakukannya format baru pada musim 1992/1993.

PSG yang dinahkodai pelatih berdarah Argentina, Mauricio Pochettino, jelas memiliki tuntutan besar untuk meraihnya setelah klub berhasil merekrut pemain-pemain top, seperti Messi, Ramos, Donnaruma, Wijnaldum, dan Hakimi.

Baca juga: 21 Tahun Bersama, Lionel Messi Hengkang dari Barcelona

Kiprah Pelatih Argentina di UCL

Back-to-back ke Final UCL, Valencia gagal menjuarainya ketika dibesut oleh Hector Cuper. Final pertama pada musim 99/00, Valencia dipaksa menyerah dari Real Madrid dengan tri-gol tanpa balas. Semusim setelahnya, Los Che harus kembali bertekuk lutut setelah kalah di adu titik dua belas pas dari Bayern Munich (4-5).

12 tahun berselang, giliran Atletico Madrid yang harus menelan pil pahit. Di bawah asuhan Diego Simeone, Atleti kalah di partai puncak kontra rival sekotanya, Real Madrid di musim 13/14 (1-4) dan 15/16 (pen. 3-5).

All England Final tercipta pada musim 18/19 ketika Liverpool bersua Tottenham Hotspur. The Reds dengan membawa api comeback luar biasa kontra Barca di semi-final, berhasil menundukkan anak asuh yang kala itu masih dipimpin Mauricio Pochettino dengan skor dua gol tanpa balas.

Tuntutan Treble bagi Pochettino

Dapat dikatakan PSG melakukan transfer musim panas terbaik sepanjang masa. Pemain andalan di klub sebelumnya sekelas Messi, Ramos, Donnaruma, dan Wijnaldum dibelinya secara gratis. Bukan hanya UCL, treble pun dirasa menjadi hal yang wajib bagi Poch, apalagi setelah gagal meraih Ligue 1 dan Trophées des Champions.

Dengan segudang pemain kelas wahid, menarik dinanti petualangan yang akan dilakoni oleh Les Galactiques. Mari, menjadi saksi.