Arsitektur Informasi & Taksonomi
Biar data nggak bikin kepala mumet, ini cara gampang buat ngerti gimana informasi ditata biar cepat dicari, dipahami, dan dipakai.
Bayangin masuk ke supermarket gede tapi nggak ada papan petunjuk. Mau cari gula, eh raknya campur aduk ada di dekat sabun, ada di lorong minuman, ada juga di pojokan. Hasilnya? Ya jelas bingung, waktu kebuang, bahkan bisa pulang dengan tangan kosong.
Nah, hal yang sama bisa kejadian dengan informasi. Sekarang data ada di mana-mana: chat WhatsApp, file kerjaan, foto di HP, sampai artikel di internet. Kalau nggak ditata, kita bisa tenggelam di lautan data.
Nah di sini arsitektur informasi dan taksonomi jadi penyelamat.
Apa Itu Arsitektur Informasi?
Arsitektur informasi (Information Architecture/IA) itu mirip kayak arsitek rumah. Bedanya, yang ditata
bukan ruang tamu atau dapur, tapi “denah rumah” buat data. Intinya, IA adalah cara bikin informasi jadi rapi
supaya gampang dicari dan dipakai.
Contoh sehari-hari
- Toko online: barang dipisah per kategori (elektronik, baju, makanan).
- Aplikasi bank digital: menu jelas (transfer, bayar, cek saldo).
- Google Drive: bikin folder terpisah (kerjaan, kuliah, pribadi).
Terus, Apa Itu Taksonomi?
Kalau arsitektur informasi itu rumahnya, taksonomi adalah rak dan label di dalam rumah itu.
Singkatnya, taksonomi adalah cara ngelompokin informasi pakai kategori, label, atau urutan tertentu.
Contoh gampang
- Warung makan: Makanan → Nasi Goreng → Nasi Goreng Spesial Ayam.
- Lemari rumah: Pakaian → Atasan → Kaos Harian.
- Warung kelontong: Minuman → Kopi → Kopi Sachet.
Hubungan Keduanya
Bayangin bikin perpustakaan pribadi:
- Arsitektur informasi: bikin denah rak dan cara orang nyari buku.
- Taksonomi: ngelompokin buku fiksi di rak A, bisnis di rak B, resep masak di rak C.
Kalau nggak ada arsitektur, rumahnya berantakan. Kalau nggak ada taksonomi, isinya campur aduk.
Jadi, dua-duanya harus jalan bareng biar rapi dan enak dipakai.
Kenapa Penting di Era Digital?
- Biar nggak bingung: data makin numpuk, kalau acak-acakan bikin pusing.
- Lebih cepat ketemu: kayak folder rapi di laptop tinggal klik langsung dapet.
- Lebih nyaman dipakai: aplikasi/website enak dipakai, nggak bikin ribet.
- Bantu ambil keputusan: data rapi gampang dianalisis, keputusan jadi lebih cepat.
Contoh di Sekitar Kita
- Netflix: film dipisah per genre, suasana hati, sampai gaya cerita.
- Instagram: hashtag (#) itu contoh taksonomi sederhana, klik #KulinerBali, langsung keluar semua postingannya.
- Kantor: dokumen diatur per tahun, proyek, divisi, gampang dicari walau udah lama.
Gimana Cara Mulai?
- Kenali penggunanya: siapa yang bakal pakai dan biasanya mereka nyari apa.
- Mulai simpel: bikin kategori besar dulu, nanti bisa diturunin jadi lebih detail.
- Pakai bahasa sehari-hari: biar semua orang langsung paham, nggak perlu istilah ribet.
- Tes ke orang lain: kalau mereka masih bingung, berarti sistemnya perlu dibenerin.

Penutup
Singkatnya, arsitektur informasi itu rumah data, dan taksonomi itu rak serta labelnya.
Kalau dua-duanya jalan bareng, informasi jadi gampang dicari, kerjaan lebih cepat selesai, dan kita nggak gampang pusing.
Jadi, lain kali kamu gampang nemuin film di Netflix atau file penting di Google Drive, inget ya —
ada arsitektur informasi dan taksonomi yang kerja diam-diam di balik layar.