Pemandangan Dermaga Sungai Kalimas (Dok. Alinea/ Nunuk Parwati)

Surabaya – Seperti biasa jika berkunjung ke kota lain, salah satu agenda yang tidak boleh dilewatkan adalah jalan – jalan di pagi hari, untuk menikmati suasana kota. Tertarik dengan namanya, pagi itu kami memilih untuk jalan kaki ke Taman Prestasi, karena menurut petugas hotel jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 500 m dari hotel. Dimulailah wisata jalan kaki menuju Taman Prestasi  melewati  trotoar disepanjang Jalan Yos Sudarso yang bersih dan rapi. Sampai di jembatan mulai nampak suasana taman diatas Sungai Kalimas, warna warni hiasan berbentuk  ikan diatas sungai yang bersih. Pemandangan yang jarang terlihat di kota – kota besar. Di pinggir Sungai Kalimas ini juga sudah terlihat berbagai tanda larangan seperti, dilarang memancing, dilarang berenang, dilarang pacaran dan dilarang  parkir kendaraan dan gerobak di sepanjang jalan menuju Taman Prestasi yang tepat berada di pinggir Kalimas. Memasuki Taman Prestasi tidak dipungut biaya alias gratis. Pengunjung bisa langsung memanfaatkan fasilitas yang ada seperti area untuk jogging dan duduk – duduk di taman.

Masih penasaran kenapa disebut Taman Pretasi kami melanjutkan menyusuri taman dan pandangan kami langsung tertuju pada sebuah pesawat tempur jenis Bomber B-26 Intruder yang dijadikan monumen sejak 19 Juli 2006 lalu. Panjang pesawat yang mulai terbang tahun 1950 ini sekitar 51 kaki dengan tinggi 18 kaki, sedangkan bentangan sayapnya mencapai 70 kaki.

Monumen Pesawat Tempur jenis Bomber B-26 Intruder (Sumber : slamsr.com)

Pesawat ini digunakan pada masa penumpasan pemberontakan Republik Indonesia (1950). Mulai dari pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh hingga pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan, dan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Pesawat ini juga dipakai dalam aksi penumpasan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Riau. Penumpasan pemberontak di Medan, Padang, sampai Operasi Seroja di Timor-Timur pada tahun 1975-1977 juga menggunakan pesawat jenis ini. Tertegun akan riwayat pesawat, kami sempat merenung mungkin taman ini disebut taman prestasi karena ada pesawat yang memiliki peran penting dalam sejarah Negara Indonesia menjaga kesatuan bangsa.

Wahana kapal yang dapat digunakan untuk menyusuri Sungai Kalimas (Dok. Alinea/ Nunuk Parwati)

Dari monument pesawat langkah kaki terhenti disebuh dermaga yang dibawahnya terlihat kapal – kapal untuk wisata air. Namun pagi itu kami tidak berkesempatan menikmati wisata sungai karena  belum beroperasi. Sejenak teringat wisata sungai di kota kota besar di Negara lain seperti di Belanda, Perancis, bahkan di Vietnam juga punya wisata sungai dan apa yang ada di Kalimas ini tidak kalah menariknya. Untuk harga tiket wisata air juga tidak mahal yakni Rp 4000 per orang dan pasti  seru apalagi kalau malam hari pemandangan kota penuh gemerlap lampu hias.

Selesai  jalan jalan di Taman prestasi buat yang mau melanjutkan wisata kuliner bisa langsung mampir ke Pusat Kuliner Taman Prestasi yang letaknya  bersebelahan dengan taman.

Pusat kuliner ini menyediakan aneka makanan khas Jawa Timur mulai dari nasi rawon sampai rujak cingur. Pusat kuliner buka sejak pagi menyediakan menu untuk pengunjung yang habis olah raga pagi dan sampai malam hari. (Nunuk)