Masker kain penangkal corona (dok. beyourselfwoman.com)

Alinea – Sejak wabah COVID-19 mulai memasuki Indonesia, masker sangatlah langka, hal ini terjadi karena panic buying. Meskipun WHO menyarankan penggunaan masker hanya untuk pasien, orang sakit, dan tenaga medis, namun tetap saja masker bedah bahkan masker N-95 pun turut diborong, hal ini sangat berdampak pada tenaga medis yang kekurangan stok masker.

Melihat hal tersebut, munculah inisiatif seorang dokter asal Taiwan bernama  Chen Xiaoting dikutip dari mustsharenews.com beliau mengunggah di laman facebooknya mengenai alternatif masker dari kain.

Berita tersebut terus menyebar hingga akhirnya menciptakan peluang baru bagi para penjahit dan konveksi dalam berlomba-lomba memproduksi masker kain. Inilah ladang baru bagi para penjahit, bisa jadi ladang kebaikan , bisa jadi ladang bisnis.

Aisya dan keluarga adalah salah satunya, konveksi asal pekalongan ini baru saja memulai produksi masker kain berbahan oxford selama 3 hari dan sudah berhasil menjual sekitar 100 kodi.

“Banyak pesaingnya, Pekalongan banyak konveksi, karena corona jadi banting setir jahit masker semua” jelas aisya kepada Alinea.

Walaupun berada di pekalongan, namun para penglarisnya rata-rata berasal dari luar kota, seperti Temanggung, Semarang, Cikampek. Pembeli masker kain ini biasanya dari Apotek dan pegawai yang tidak bisa melaksanakan WFH (work from home)  seperti pegawai bank.

Meskipun masker ini tidak memiliki daya saring sebaik masker bedah, dokter Chen menyebut bahwa masker kain cukup menjadi perlindungan umum bagi yang tidak sakit dan hal ini lebih baik daripada tidak menggunakan sama sekali

Arahan dari dokter Chen mengenai masker kain ini diharuskan memiliki kantong sebagai tempat filter bahan non-woven seperti kasa apotek atau tisu basah yang dikeringkan. Setiap hari masker harus dicuci dan filternya diganti.

Apabila liners khawatir dengan penularan saat sedang keluar rumah, masker ini bisa menjadi alternatifnya. Dengan begitu liners juga membantu menstabilkan stok masker bedah untuk tim medis yang sedang bekerja di garda terdepan.

(Rosha)