Balutan Baru Pada Film ‘Nagabonar Reborn’

(dok. movieden.net)

ALINEA – Film Nagabonar dibuat kembali dengan kemasan yang baru. Sebelumnya Film berjudul ‘Nagabonar’ diperankan oleh Dedy Mizwar dan disutradai oleh Asrul Sani pada tahun 1986. Film yang kondang pada zamannya tersebut, kini dibuat kembali menjadi ‘Nagabonar Reborn’.

Kali ini Ngabonar Reborn diperankan oleh Gading Marten dan disutradai oleh Dedi Setiadi. Dedi mengaku kedua film tersebut berbeda dari segi tantangan ceritanya namun benang merah dari karakter tokoh masih sama yaitu karakter sosok Nagabonar yang jujur, nasionalisme, dan menghargai wanita “karena ini fiktif bukan sejarah jadi sutradara, director bebas menafsirkan ceritanya yang penting kami menghargai hak cipta dengan meminta izin kepada pembuatnya.

Maka dari itu film ini tantangan dan persoalan ceritanya yang berbeda tapi benang merah karakter tokohnya masih sama yaitu Nagabonar yang jujur, nasionalisme dan menghargai wanita.” Tuturnya saat ditemui Alinea.

Film ini dimulai dengan cerita saat Nagabonar lahir tengah malam dengan sambaran petir yang ditakuti penduduk. Pemilu music scoring yang dramatis di lima menit pada awal cerita, film ini seperti akan membuat penonton merasakan ketegangan karena akan dihadapkan oleh suatu cerita dengan konflik yang menantang.

Namun seiring berjalannya cerita, ternyata film ini dibalut dengan komedi yang menghilangkan rasa tegang saat menonton baik dari sisi dialog maupun ekspresi.

Nagabonar kecil diperankan oleh Azka Dimas dengan prima sebagai anak Batak, begitu juga dengan Rita Matumona sebagai Ibu Nagabonar yang tegas dan suka memberi hukuman saat melihat Nagabonar kecil mencuri.

Ketika Nagabonar dewasa persoalannya adalah saat ia merantau ke Medan dan jatuh cinta dengan Kirana anak dokter pribumi yang berpihak pada penjajah Belanda. Di scene ini, Gading Marten memerankan Nagabonar dewasa yang jarang mandi dan penuh dengan kekonyolan.

Hingga suatu peristiwa, ia bisa menjadi komandan dalam pasukan. Disitulah karakter Nagabonar yang jujur, nasionalisme dan menghargai wanita ditunjukan. Meski penuh dengan kekonyolan Nagabonar namun film ini setidaknya mengandung pesan untuk memiliki semangat nasionalisme apapun latar belakangnya seperti Nagabonar yang tidak berpendidikan tinggi.

(ida)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *