Hewan Kurban di Cianjur Ditilik Lebih Gemuk

Minggu, 11 Agustus 2019 diperingati oleh umat Islam sebagai Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1440 H. Pemotongan Kambing maupun Sapi dapat dilihat di berbagai daerah. Salah satunya adalah di Kampung Babakan, Desa Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

Tahun ini terhitung ada lebih banyak hewan yang dikurbankan, yaitu 2 ekor Sapi dan 2 ekor Kambing. Satu ekor Sapi berasal dari iuran bulanan warga setempat, dan 1 ekor lagi merupakan sumbangan dari Bank Arta Graha. Untuk tahun ini, Bank Arta Graha turut menyumbangkan seekor sapi karena Kampung Babakan sendiri merupakan kampung binaannya. Sedangkan untuk kambing, keduanya merupakan sumbangan dari warga setempat.

Proses pemotongan hewan kurban.
(Dok: Alinea)

Menilik dari jumlah hewan yang lebih banyak tahun ini, terdapat fakta yang unik, yaitu hewan kurban yang berasal dari dataran tinggi seperti Cianjur dinilai memiliki tubuh yang lebih berisi. Hal ini ditegaskan oleh Muhtar Rudis selaku Ketua DKM masjid babakan, “Karena sumber makanannya ya. Sapi (di sini) makanannya dari limbah-limbah Jagung. Kulit Jagungnya. Itu bisa dimanfaatkan. Kalau di kota kan rumput juga terbatas.”

Ia menambahkan bahwa faktor lainnya bisa dikarenakan juga oleh suhu, “Sebetulnya kalau dikejar dengan pedaging sama saja. Tapi karena kita di daerah yang makannya lebih banyak dari alam, biasanya (hewan kurbannya) lebih gemuk. Makannya pun lebih lahap, karena di daerah dingin.”

Hewan kurban yang lebih gemuk di daerah dataran tinggi.
(Dok: Alinea)

Lalu, menanggapi jual–beli daging kurban melalui sistem daring, Muhtar memberi pernyataan bahwa secara teknis hal tersebut dianggap sah, asalkan hewan yang akan dikurbankan ada dalam kondisi yang sehat. Daging kurban yang dibagikan bahkan dapat berupa daging kornet, apabila hendak mengirimkannya dalam jarak jauh.

“Barangnya ada, selama itu ada ikatan jual–beli, sah-sah saja.”

(Pinky)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *