(dok. twitter BMKG)

Yogyakarta – Akhir- akhir ini banyak sekali yang merasakan bahwa suhu Jogja lebih rendah dari biasanya, bahkan fenomena embun beku di Dieng juga terjadi, fenomena ini terjadi karena adanya angin moonson Australia.

Sebenarnya kalau diperhatikan setiap tahunnya hal ini biasa terjadi, dan menjadi penanda bahwa musim kemarau telah tiba.

Sebagian wilayah selatan provinsi Yogyakarta, seperti Bantul, Gunung kidul, dan Kulon Progo  sudah lebih dahulu memasuki musim kemarau sejak pertengahan bulan April 2019.

Pantauan dari BMKG Sleman menunjukkan bahwa musim kemarau tiap periodiknya kan menguat dan diperkirakan puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2019 dan normalnya akan berakhir pada bulan Oktober 2019.

“berdasarkan monitoring hari tanpa hujan, kita biasanya membuat peta informasi tiap per-sepuluh hari, data menujukkan bahwa hampir seluruh wilayah DIY itu lebih besar dari 60 hari tanpa hujan” Etik Setyaningrum, kepala kelompok data dan informasi BMKG Sleman.

Dengan adanya data monitoring hari tanpa hujan, Etik mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi warning awal bahwa akan terjadi kekeringan meteorologis.

Himbauan juga disampaikan untuk para petani agar menyesuaikan tanam sesuai dengan kondisi iklim agar tidak terjadi gagal panen. Kemudian juga masyarakat di imbau untuk bijak dalam menggunakan air mengingat curah hujan rendah, dan liners juga harus menjaga kondisi tubuh, karena adanya perbedaan suhu yang signifikan antara siang dan malam ketika musim kemarau.

BMKG akan terus menginformasikan data terbarunya melalui akun sosial media, masyarakat juga di harapkan ikut aktif untuk selalu memantau iklim dan cuaca.

(Rosha)