Antusias penonton menunggu tayangan ‘Love for Sale’ (dok. Parfim#6)

Yogyakarta – Siapa yang tidak suka menonton film? Sekarang ini, banyak film-film karya anak bangsa yang mulai disiarkan di bioskop. Nah, salah satu acara yang memutarkan beberapa film karya anak bangsa adalah Parade Film MMTC.

Parade Film MMTC atau yang biasa disingkat menjadi Parfim sendiri adalah suatu kegiatan pemutaran dan diskusi film yang diadakan oleh UKM Forum Film MMTC (FFM). Jadi, tidak hanya menyaksikan, penonton pun diajak untuk mengapresiasi dan berdiskusi langsung dengan film maker mengenai film yang ditayangkan.

Setelah melalui proses kurasi, 28 film terbaik anak bangsa dipilih untuk di screening selama tiga hari. Acara yang dibuka pada Jumat (26/4/2019) ini diawali dengan sambutan dari Ketua MMTC, Ir. Noor Iza. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apa yang menjadi harapan dari Sri Sultan Hamengkubuwono, “Kalau bisa, diadakan prodi sinematografi di STMM. Tujuannya agar Yogyakarta dapat menjadi kota sinematograf”

Acara dilanjutkan dengan pemotongan Tumpeng oleh Festival Director dan Ketua FFM, lalu pemutaran film spesial Love for Sale karya Sutradara Andibachtiar Yusuf yang juga di perankan oleh Gading Martin. Film yang mengangkat tentang bagaimana seorang pria yang akhirnya kembali merasakan jatuh cinta ini mendapat respon yang positif. Beberapa penonton mengatakan bahwa Love for Sale sudah sesuai ekspektasi.

“Adegan di mana si Arini-nya tuh mengubah-ubah fakta. Mengubah-ubah dari yang asalnya dia dari Pacitan, tiba-tiba dia ngomongnya Tulungagung dengan nada yang sangat meyakinkan, itu menurutku berkesan sekali, soalnya kita dimainkan emosinya,” tutur Indra, salah satu penonton Parfim #6 saat ditanyai mengenai adegan yang berkesan.

Parade film yang telah diadakan sebanyak enam kali ini berlanjut ke hari kedua, di mana diputarkan banyak film pendek. Ada sesi Unchosen Choice sampai Focus On oleh film maker Tata Sidharta.

Keseruan diskusi dengan film maker pada MMTC On Screen (dok.Alinea)

Salah satu sesi adalah MMTC On Screen yang menampilkan empat karya Mahasiswa MMTC. Masing-masing film pendek menceritakan kisah-kisahnya sendiri yang menarik, seoerti Rangda I dan II yang merupakan animasi karya Romario Manggola.

Sesi MMTC On Screen ini ditutup dengan diskusi oleh keempat film maker. Salah satu kalimat yang dilontarkan oleh Yudha Wibisono, film maker untuk Mamak, adalah, “Percayalah saat kita membuat suatu karya apapun itu, kalian akan mencari penikmat dan penikmat akan mencari kalian.”

Keseruan Parfim #6 ini tidak berhenti sampai di sini. Masih berlanjut hingga Minggu, 28 April 2019 mulai pukul 11.00 WIB dengan menanyangkan 3 slot film, ada slot roof with open wall yang berisi kumpulan film tentang rumah dan keluarga di luar persepi masyarakat, ada juga now watching : today yang mengajak kita melihat problematika hidup dari sudut pandang ssehari-hari, dan ada east cinema yang berisi kumpulan film dari Timur Indonesia dan Timur Tengah.

Dilanjut Closing Night yang memutarkan film berjudul Nyai karya Sutradara Garin Nugroho. Closing Night yang spesial ini akan di hadiri sang pemeran utama film, Annisa Hertami, pukul 18.15, bertempat di Auditorium STMM “MMTC”, Yogyakarta.

Menilik keseruan Parfim hari pertama dan kedua, tunggu apa lagi? Segera pesan tiket Anda dan nikmati keseruan dari special closing night nanti. Parade Film MMTC, living within cinema!(Pinky)