Sri Sultan Hamengku Buwono X | Sumber : HarianJogja/Lugas Subarkah

ALINEA – Uji coba jalur pedestrian di Malioboro telah dilaksanakan sejak Selasa (3/11) dan direncanakan akan berakhir pada Minggu (15/11). Hal ini dilakukan karena kemacetan yang sering terjadi di Malioboro. Maka, perlu adanya penanganan rekayasa dan manajemen lalu lintas.

Setelah dilaksanakan selama tiga hari, sebanyak 220 toko di sepanjang Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani, yang tergabung dalam Perkumpulan Pengusaha Malioboro dan A Yani (PPMAY). Terancam gulung tikar karena ditutupnya akses kendaraan bermotor di Malioboro.

Uji coba semi pedestrian di kawasan Jalan Malioboro
Sumber: KRJogja

“Omzet turun drastis hingga 80 persen, bahkan ada yang nol penjualannya. Banyak konsumen atau warga yang membatalkan berbelanja ke Malioboro, mereka memilih berbelanja di lokasi yang aksesnya mudah. Padahal, Malioboro ikon wisata karena menjadi pusat bisnis yang dinamis, apa-apa tersedia”, ujar Ketua PPMAY Sadana Mulyono (6/11) yang dilansir dari KRJogja.

Melansir dari Kompas, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta maaf kepada masyarakat yang merasa dirugikan akibat dampak dari uji coba jalur pedestrian.

“Ya saya mohon maaf kalau ada yang dirugikan, kalau memang tidak pas ya kita ubah. Bukan berarti yang kita lakukan akan seperti itu, namanya uji coba yang paling pas seperti apa. Kalau ada yang keberatan sampaikan, jadi nanti kebijakannya pilihan terbaik,” ucap Gubernur (11/11) yang sudah memimpin sejak 1998.

Dikabarkan kawasan Malioboro saat ini sedang diajukan kepada UNESCO untuk menjadi bagian dari World Heritage. Rekayasa lalu lintas yang menimbulkan dampak negatif bagi pedagang ini bertujuan untuk mendukung fungsi-fungsi dalam rangka World Heritage tersebut.

(Ricky Setianwar)