ALINEA– Peribahasa lain bengkak, lain bernanah mungkin menjadi yang paling relevan dengan kondisi konglomerat asal negeri “Beruang Putih”, Rusia. Operasi militer spesial yang dilancarkan Vladimir Putin terhadap Ukraina sejak Februari lalu mengundang puluhan sanksi dari negara barat menghantam kehidupan negara dan warga Rusia.

Meski belum ada sanksi yang secara resmi dikeluarkan pemerintah Inggris, desakan anggota parlemen Inggris, Chris Bryant tentang pelarangan keterlibatan pemilik Chelsea, Roman Abramovich dalam sepak bola Inggris imbas kedekatannya dengan Presiden Rusia,Vladimir Putin.

“Dalam situasi saat ini, karena itu saya telah mengambil keputusan untuk menjual Klub, karena saya yakin ini demi kepentingan terbaik Klub, para penggemar, karyawan, serta sponsor dan mitra Klub.” ~ Roman Abramovich

www.chelseafc.com/in/news/2022/03/02/statement-from-roman-abramovich

Abramovich melalui situs resmi klub mengumumkan menjual klub yang telah dimilikinya sejak 2003. Sebelumnya pemilik tersukses sepanjang sejarah klub, mengumumkan hanya menyerahkan pengelolaan klub ke Yayasan Chelsea meskipun diketahui dirinya telah menjual beberapa aset propertinya di London.

Pria berusia 55 tahun menegaskan dirinya tidak akan meminta pinjaman apa pun untuk dilunasi. Ia juga meminta timnya mendirikan yayasan amal dan mendonasikan hasil keuntungan dari penjualan untuk membantu korban perang di Ukraina.

Dilansir The Guardian, dua bulan sebelum mengambil alih Chelsea, Abramovich sebenarnya tertarik untuk mengambil alih Manchester United yang ditontonnya pada Final Liga Champions Eropa 2003 melawan Real Madrid. Akan tetapi, Taipan asal Rusia memilih membangun “imperium baru” di London Barat atas saran dari agen pemain asal Israel, Pinhas “Pini” Zahav.

19 tahun lalu, kedatangan Roman Abramovich ke Stamford Bridge, markas Chelsea berhasil “menyelamatkan” Chelsea dari kebangkrutan setelah pertemuan selama 70 menit bersama pemilik sebelumnya, Ken Bates seharga Rp. 2,23 trilliun.

Belum genap satu bulan setelah dirinya mengangkat piala dunia antar klub dan berhasil melengkapi seluruh trophy yang tersedia, Abramovich mengumumkan penjualan The Blues, julukan Chelsea yang ditaksir senilai Rp.57,6 trilliun.

Baca juga : Women On Top! Kisah Sukses Perempuan di Piala Dunia Antar Klub

twitter.com/chelseafc || Roman Abramovich, Pemilik Chelsea

Sejak 2003, Chelsea dibawah panji agung “Roman Empire” telah 14 kali berganti pelatih. Nama-nama seperti Claudio Ranieri, Jose Mourinho, Avram Grant, Luis Felipe Scolari, Guus Hiddink, Carlo Ancelotti, Andre Villas Boas, Roberto Di Matteo, Rafael Benitez, Antonio Conte, Mauricio Sarri, Frank Lampard, dan yang terakhir Thomas Tuchel silih berganti mengisi “kursi panas” pelatih kepala Chelsea.

Imbas penyerangan Rusia ke Ukraina dalam sepak bola tak hanya berdampak pada Chelsea. Laga Final Liga Champions 2022 yang diselenggarakan di St. Petersburg dipindahkan ke Paris, didiskualifikasinya Spartak Moscow dari Liga Europa pemutusan kontrak Adidas sebagai apparel tim nasional Rusia, serta pemberlakuan larangan keikutsertaan klub dan tim nasional Rusia dari semua kompetisi internasional.

Imbas dari kumpulan sanksi telah menusuk sendi kehidupan ekonomi negara pecahan Uni Soviet itu. Pasar saham Rusia (MICEX-RTS) anjlok hingga 33 persen dan mata uang Rubel (per 100) yang menyentuh $0,98 (sebelumnya $1,4) menyebabkan warga rusia yang panik berbondong-bondong menarik uangnya di bank.

Dilansir CNN, hingga berita ini diturunkan Rusia telah berhasil mengisolir Ukraina dari Laut Azov, dengan menganeksasi seluruh daerah yang berbatasan dengan laut seperti Mariupol, Crimea, Kherson, dan Donetsk.

Penulis : Adrian Pradnaditya