ALINEA – Tidak hanya Eropa yang mempunyai keju, Indonesia juga punya keju lokal yang diberi nama dangke.  Keju ini berasal dari Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. 

Menurut cerita makanan ini mulai dikenal sejak zaman penjajahan Belanda di tahun 1900-an.  Nama dangke muncul ketika seorang turis Jerman yang datang ke Indonesia lalu disambut oleh peternak di Enrekang dan disuguhkan keju ini. Turis tersebut lalu mengucapkan “danke” kepada peternak yang artinya “terima kasih”.  Peternak mengira bahwa makanan tersebut diberi nama dangke. Semenjak itu keju ini diberi nama “dangke”.

Dangke adalah olahan fermentasi yang dibuat dari susu sapi atau kerbau. Karena berbahan dasar susu, menjadikan makanan ini kaya akan protein dan kerapkali dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan gizi.

Proses pembuatannya dimulai dengan merebus susu sapi/kerbau. Berbeda dengan pembuatan keju Eropa, keju lokal ini wajib menggunakan getah pepaya muda yang berfungsi sebagai pemecah protein, yang membuat tekstur susu membeku dan membentuk padatan. Ketika susu mulai membeku, susu tersebut lalu disaring dan dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari tempurung kelapa.

Sebagai makanan khas daerah Enrekang, dangke sering diolah menjadi makanan sehari-hari dan dijamin sehat liners, karena proses pembuatannya juga tidak menggunakan bahan pengawet. Meskipun keju tradisional, keju ini juga awet dan bisa bertahan sekitar satu minggu bila disimpan di kulkas.

Bagi kamu penyuka keju, wajib coba keju lokal satu ini.  Keju ini memiliki rasa yang gurih dengan sedikit rasa asam, bertekstur lembut serta kenyal seperti tahu namun lebih padat.

Biasanya makanan ini dijadikan lauk oleh masyarakat setempat. Disantap dengan beras ketan atau yang biasa disebut oleh masyarakat Enrekang sebagai pulu mandotti. Selain itu, dangke juga dapat disajikan dengan cara digoreng, dipanggang, dijadikan isian bakso, dsb.

Gimana nih sobat liners, tertarik untuk mencoba keju lokal Indonesia ini ?

Penulis : Indah Nur Shabrina

Baca Juga : Terkenal Lembut dan Manis, Ini 5 Kue Khas Bugis