Fakta Mengenai Hari Bumi, di Tengah Pandemi Virus Corona

Hari ini menandai peringatan 50 tahun hari Bumi Sedunia atau Earth Day. Hari Bumi ini diperingati untuk menyoroti masalah lingkungan seperti perubahan iklim yang dihadapi planet kita, karena kemajuan industri dan teknologi.

Lalu apa fakta yang liners belum ketahu menganai hari bumi ? ditengah pandemi virus corona saat ini?

Berikut fakta yang bisa kamu ketahui di Hari Bumi , seperti yang dilansir Vice Indonesia

Bumi kita sudah menua. Manusia terus menciptakan bermacam kerusakan di permukaannya. Tapi, ketika kita berdiam di rumah sejenak, terbukti planet kita mendapatkan manfaat yang segera nampak. Berikut gambaran, betapa menurunnya aktivitas manusia sangat berperan besar menjaga Bumi terus lestari:

  1. KUALITAS UDARA
Sumber : VOA

Polusi industri menurun banyak pabrik berhenti beroprasi, berdampak pada berkurangnya pembakaran energi fosil serta menurunnya emisi karbon di udara secara keseluruhan. Di berbagai negara, contohnya Tiongkok, AS, dan Italia mengalami penurunan angka NO2 di udara antara 30% hingga 40% selama pandemic, dibanding periode yang sama tahun lalu. Dikutip dari Autoblog, tingkat polusi China kembali naik usai pulihnya China dari hantaman virus corona.

Polusi Penerbangan berkurang insensitas penerbangan turut berkontribusi pada menurunnya emisi karbon. Industri penerbangan dunia biasanya menyumbang 2,5% emisi karbon global akibat aktivitas manusia. Sejak Maret 2020, jumlah penerbangan harian sedunia berkurang separuh.

Di Wuhan, tingkat emisi karbon meningkat lagi setelah kebijakan lockdown dicabut pada 8 April lalu. Kita harus ingat menurunnya polusi ini hanya sementara

  • KUALITAS AIR TANAH
Sumber : cnn.com
Venice’s canal water looks clearer as coronavirus keeps visitors away

Menurunnya aktivitas industri dan mobilitas manusia membuat polutan di perairan berkurang. Selama tiga bulan pertama 2020, data menunjukan pencemaran air tanah akibat bahan kimia seperti fosfor dan ammonia di Tiongkok berkurang. Berhentinya sektor pariwisata membuat air di kanal-kanal Venesia lebih jernih.

Kondisi yang dialami Venesia, kota wisata unggulan di Italia. Kota yang berdiri di atas kanal itu mengalami overturisme selama beberapa tahun terakhir, sehingga sungai-sungai tercemar. Setelah dua bulan industri pariwisata berhenti total, sedimen di dasar sungai terangkat. Permukaan air yang membelah Kota Venesia jauh lebih jernih. Namun pemerintah setempat mengingatkan warga, bahwa air yang jernih bukan berarti sudah bersih dan bisa langsung diminum.

  • KONDISI PERMUKAAN BUMI

Berkurangnya kemacetan di kota-kota besar turut mengurangi jumlah emisi karbon.

Karena banyak orang berdiam di rumah, tingkat kemacetan beberapa kota besar dunia berkurang hingga 30 persen, seperti dialami Los Angles dan Bangkok. Jalanan kota besar lain seperti Manila dan Jakarta biasa macet saat ini terpantau lebih lenggang. Karena banyak kantor memberlakukan kebijakan kerja dari rumah, kendaraan yang melintas di jalanan jadi jauh berkurang.

Berkaitan dengan kondisi alam, akibat berkurangnya aktivitas manusia mendorong aktivitas fauna bermunculan contohnya yang terdapat di Venesia belum pernah melihat air kanal yang jernih dalam waktu yang sangat lama. Lumba-lumba pun ikut juga muncul

Mari liners kita jadikan peringatan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran kita dalam menjaga bumi, sebagai tempat tinggal bersama (Kurnia Huda)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *