ALINEA– PSS Sleman berhasil mengamankan posisinya dari zona degradasi usai meraih kemenangan atas Persija Jakarta dengan skor 2-0 di Stadion Gelora Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (31/03/2022) sore. Dua gol dicetak melalui sundulan Kim Jeffry yang meneruskan “skirmish” hasil lemparan jarak jauh Aaron Evans dan sepakan Dave Mustaine dari “titik putih” di awal babak pertama.
Di laga lain, pesaing PSS di zona degradasi Barito Putera berhasil menahan imbang runner-up Liga 1 musim ini, Persib Bandung. Hasil demikian membuat kemenangan telak 3-0 tim asal Papua, Persipura Jayapura atas Persita Tangerang tak berarti. Tim yang dijuluki “Mutiara Hitam” musim depan harus absen di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dan terdegradasi ke Liga 2.
“Alarm bahaya” degradasi bagi tim dengan julukan Super Elang Jawa berbunyi usai takluk 4-2 dari Persipura Jayapura pada pekan ke-32. Saat itu dari 15 pertandingan yang dilakoni di putaran kedua (semenjak I Putu Gede ditunjuk sebagai pelatih) PSS hanya mampu meraih 3 kemenangan, mencatatkan 3 hasil seri, dan menderita 9 kali kekalahan.
Tren negatif yang tak kunjung dapat diputus PSS itu, membuat Juara Liga 2 2018 yang menutup putaran pertama Liga 1 2022 di posisi ke-11 dengan 21 poin mesti berjibaku lolos dari “maut” bernama degradasi. Beruntung, perjuangan PSS Sleman musim ini berakhir dengan “Happy Ending” setelah memenangi dua laga sisa (PSS 3-2 Persela) (PSS 2-0 Persija) di penghujung gelaran sepak bola terbesar tanah air.
“Berpesta” di Tridadi
Hingar-bingar perayaan keberhasilan PSS bertahan di kasta teratas kompetisi sepak bola Indonesia digelar supporter fanatik mereka, Brigata Curva Sud (BCS) yang secara mendadak berkumpul di Stadion Tridadi, Sleman.
Pasalnya, BCS semula telah mengagendakan nonton bareng di markas PSS Sleman, Maguwoharjo International Stadium. Namun, pada hari H pelaksanaan mendadak dibatalkan karena izin keramaian penyelenggaran acara dicabut terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Ribuan massa pendukung PSS akhirnya beralih menuju kandang lawas Super Elang Jawa, Stadion Tridadi. Turut hadir pula, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa. Usai peluit akhir ditiup, seluruh pendukung PSS yang memadati “Old Tridadi” serempak menyanyikan anthem “Sampai Kau Bisa” untuk merayakan perjuangan PSS musim ini.
“Adu Kuat Antar Pemilik PSS Sleman“
Kemelut berkepanjangan tak kunjung enyah bagi tim asal Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta musim ini. Mulai dari jenuhnya menonton PSS lantaran permainan pragmatis bola-bola panjang ala Dejan Antonic yang kental dengan Eropa Timur, isu intervensi ruang ganti dan upaya menjauhkan PSS dari Sleman, hingga ancaman pemindahan “Homebase” dari Sleman oleh CEO PSS saat itu, Marco Gracia Paulo kala dikritik suporternya sendiri.
Meski berhasil meraih juara 3 dalam turnamen pramusim Piala Menpora dan berada di posisi “aman” degradasi (papan tengah) pendukung PSS tidak puas atas kinerja Dejan Antonic, utamanya karena (hampir) selalu memberikan “jatah” menit bermain bagi bek sayap PSS, Arthur Irawan yang dalam banyak kesempatan dinilai tidak bermain maksimal.
Belakangan, diketahui bahwa Ibu dari Arthur Irawan, Effy Soenarni Soeharsono merupakan pemilik saham mayoritas klub bersama dengan Komisaris Utama PSS Sleman saat ini, Agoes Projosasmito melalui PT. Palladium Pratama Cemerlang.
Seiring kuatnya desakkan Sleman Fans dan “ultimatum” yang diberikan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengenai carut-marut PSS, Arthur Irawan akhirnya hengkang dari PSS pada paruh kedua Liga 1 2022 ke Persik Kediri bersama Fitra Ridwan, Adi Satriyo dan Samsul Arifin. Bomber andalan PSS, Irfan Jaya yang berada dalam satu manajemen yang sama (Garuda Sports) berlabuh ke Bali United.
Tuntutan #MarcoOut #ArthurOut #DejanOut yang digaungkan akun twitter resmi BCS sejak seri ke-2, baru terealisasi di putaran kedua setelah manajemen baru menunjuk pelatih Persekat Tegal, I Putu Gede Santoso sebagai pengganti Dejan Antonic yang memiliki kontrak hingga 2023.
Rentetan hasil buruk yang diraih PSS tak bisa dipungkiri merupakan imbas dari “adu kuat” antar pemilik klub, baik mereka yang tercatat dalam jumlah lembar saham dan mereka yang merawat PSS sejak kecil dan menikmati jatuh dan bangun prestasi Super Elja.
Sorak-sorai Sleman Fans di Tridadi seolah membayar tuntas perjuangan mereka di Jakarta, Bandung, Solo, dan Bali dalam “menyelamatkan” PSS dari “ragnarok” musim ini.
Penulis : Adrian Pradnaditya
Leave a Reply