5 Rekomendasi Film Pendek yang Bisa Ditonton di YouTube

ALINEA – Tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional. Penetapan tanggal tersebut diambil dari hari pertama pengambilan gambar untuk film Darah dan Doa (1950) oleh bapak perfilman Indonesia, Usmar Ismail.

Film tersebut merupakan film pertama yang serba-Indonesia, baik dari sutradara, perusahaan film, hingga latar.

Kendati masih terhitung belia, industri sinema lokal belakangan tahun ini dianggap sedang naik-naiknya. Untuk merayakan Hari Film Nasional, berikut rekomendasi film pendek lokal yang bisa ditonton YouTube!

Lemantun (2014)

Biasanya, warisan berupa tanah ataupun uang. Di film pendek garapan Wregas Bhanuteja (sutradara Penyalin Cahaya) ini mengisahkan seorang ibu yang memberikan warisan kepada anak-anaknya berupa lemari. Dari lima anak, hanya Tri selaku anak tengah, tidak tahu harus membawa pulang lemari itu ke mana.

Sentuhan scoring oleh Gardika Gigih membuat hangat kala menontonnya. Lemantun dianugerahi sebagai film pendek terbaik di beberapa ajang, antara lain: XXI Short Film Festival 2015, Apresiasi Film Indonesia 2015, dan Piala Maya 2015.

Natalan (2015)

Pergulatan batin bisa terjadi ketika sebuah keluarga harus menentukan prioritasnya dalam mengunjungi orang tua saat hari besar datang. Perasaan berkecamuk itu terjadi pada Resnu (Ramon Y. Tungka) yang sedang dalam perjalanan menuju kampung asal bersama istrinya. Janji pada ibu yang merindu untuk dikunjungi, membuat kalut menghinggap di kepala Resnu.

Film pendek karya Sidharta Tata ini masuk ke dalam nominasi Film Pendek Terbaik FFI 2015.

Kentut (2019)

Gas yang terlepas dari dubur lantas menguar memang kerap menimbulkan malu, khususnya pada saat berada di tempat yang ramai akan orang. Tak jarang bebauan itu menciptakan ajang untuk saling menuding perihal kepemilikan aroma jahanam tersebut.

Agus (Ernanto Soeyik) menjadi bulan-bulanan oleh pengunjung pasar karena dianggap telah menyebarkan aroma yang tak diharap itu. Alhasil, ketika situasi sudah tak terkendalikan, ia terpaksa harus mengakui jika kentut itu miliknya.

Berdurasi 8 menit, Rangga Kusmalendra menciptakan film pendeknyadengan nuansa komedi satir. Kentut menjadi finalis di ajang Juree Awards Indonesia 2019.

KTP (2015)

Untuk mendapatkan manfaat dari program yang pemerintah tawarkan, tentu ada hal-hal yang dibutuhkan sebagai persyaratan. Mudah atau susahnya persyaratan tersebut bisa menjadi gambaran sebuah birokrasi menerapkan sistem atau pola kerjanya.

Mbah Karsono (Mirkoen Alawi) ditimpa bingung ketika kepercayaan yang dianut tidak ada dalam data pemerintahan guna mendapatkan Kartu Sehat Manula. Sempat dipaksa oleh petugas kecamatan, Darno (Giras Basuwondo), untuk memilih agama yang diresmikan oleh negara, jawaban justru datang dari hasil musyawarah warga.

Film yang disutradarai dan ditulis oleh Bobby Prasetyo ini sudah ditonton sebanyak 2 juta kali di YouTube.

Please Be Quiet (2021)

Terkadang diam adalah teriakan yang paling kencang. Sekalimat dalam poster film Please Be Quiet itu menggambarkan jelas perasaan yang dialami para korban kekerasan seksual, mereka kerap terpaksa diam karena kuasa yang dimiliki pelaku.

Dalam film pendek ini dikisahkan seorang karyawan yang tidak sengaja melihat kejadian tidak senonoh di tempat kerjanya. Melihat insiden itu, kemudian ia memikirkan apa yang harus dilakukan.

Film berdurasi 20 menit garapan William Adiguna ini masuk ke dalam nominasi film cerita pendek terbaik versi Piala Maya dan menjadi official selection pada acara Jakarta Film Week 2021.


Penulis: Ricky Setianwar


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *