Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan kabar bahwa PT Biofarma di Bandung sudah bisa memproduksi alat uji reagen PCR. Sebanyak 50 ribu alat uji diproduksi per minggu. Hal ini disampaikan melalui akun Instagramnya @ridwankamil.
Dikatakan olehnya, test kit PCR mampu mendeteksi virus Corona hingga 90 persen. Namun, selama ini Indonesia masih mengimpor alat PCR dari luar negeri dengan harga yang mahal. Dengan adanya kabar gembira ini, maka diharapkan impor alat PCR dari luar negeri bisa dikurangi.
Tak hanya itu, PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia juga mulai memproduksi alat Ventilator. PT Pindad bekerjasama dengan Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada akan memproduksi 200 Ventilator perbulannya. Sedangkan, PT Dirgantara Indonesia bekolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung dan Yayasan Salman ITB akan memproduksi 500 Ventilator setiap minggunya.
Ridwan Kamil melanjutkan, alat-alat ini akan dijual di Indonesia dengan harga 10 juta hingga 15 juta rupiah per unitnya. Selama ini, harga impor dari luar negeri mencapai 500 juta sampai 700 juta per unitnya. Harga ini jelas jauh di atas harga produk non-impor yang ditawarkan.
Menteri Riset Teknologi dan Badan Riset Inovasi Nasional, Prof. Bambang Brodjonegoro sedang melakukan pengujian Ventilator buatan tanah air ini. “Diharapkan pertengahan Mei, kita sudah bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi oleh mitra industri, yang juga tidak mudah dicarinya. Karena selama ini tidak ada industri yang membuat ventilator,” kata Prof. Bambang. Dikutip dari detik.com, Minggu (03/05/20)
Dengan harga yang terjangkau, diharapkan mampu mencukupi kebutuhan test kit di rumah sakit di Indonesia yang merawat pasien COVID-19.
Leave a Reply