Kiat-Kiat Aman Berkendara di Jalan Tol

ALINEA – Sama seperti resiko berkendara di jalan raya, jalan tol tetap memiliki catatan kecelakaan lalu lintas yang cukup banyak. Meskipun ruas jalan ini dirancang khusus dengan fasilitas-fasilitas yang nyaman dan aman.

Sebenarnya data pada buku BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) 2020, menunjukkan jumlah penurunan pada kecelakaan lalu lintas di jalan tol yakni 2.528 kejadian akibat pandemi yang membatasi ruang gerak. Namun, dengan kasus harian yang kian melandai bukan tidak mungkin lalu lintas akan dibuat ramai kembali; termasuk jalan tol.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ketika mengemudi, sebaiknya pengemudi mengetahui cara aman berkendara di jalan tol.

Dilansir dari Kompas.com, pengamat transportasi Djoko Setijowarno membagikan sejumlah tips aman berkendara di jalan tol.

1. Patuhi batas kecepatan

Mengemudi di jalan bebas hambatan harus mematuhi batas kecepatan yang ditentukan. Untuk batas maksimal kecepatan yang diperbolehkan memang lebih tinggi dibandingkan di jalan raya. Meski demikian, bukan berarti pengendara bisa bebas menginjak pedal gas hingga melebihi batas kecepatan yang diperbolehkan.

Kendati kondisi ruas tol minim kendaraan, tetapi potensi kecelakaan yang bisa terjadi tetap ada dan bahkan tinggi. Apalagi jika pengemudi melaju dengan kecepatan yang melebihi batas kecepatan. “Sebenarnya sederhana, cukup taati aturan saja, termasuk soal batas kecepatan di jalan tol, minimal 60 dan maksimal 100 kilometer per jam,” ujar Djoko saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (5/11/2021).

2. Waspadai aquaplaning saat hujan di jalan tol

Intensitas curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia yang mulai meningkat membuat situasi saat berkendara menjadi lebih berisiko dibandingkan dalam keadaan normal. Djoko mengingatkan, berkendara di bawah guyuran hujan dan jalan tergenang bisa menimbulkan gejala aquaplaning. Dikutip dari suzuki.co.id, Aquaplaning adalah suatu kondisi di mana kendaraan seperti mobil kehilangan daya cengkeram sehingga kehilangan kendali. Istilah ini sering disebut juga dengan hydroplaning, di mana sebab utamanya adalah genangan air, seperti hujan dan banjir.

Ketika mobil mengalami hal ini, otomatis traksi roda akan sangat berkurang lantaran ban kehilangan daya cengkram. Efeknya bisa sangat fatal, mulai dari mobil yang kehilangan kendali hingga menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu, pengemudi harus menguasai kendaraannya. “Kalau hujan deras dan tidak dapat menguasai kemudi, sebaiknya berhenti di rest area, waspadai aquaplaning,” ujar Djoko.

3. Kondisi pengemudi dan kendaraan harus prima

 Tips lainnya, kata Djoko, pengemudi harus memastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit sebelum berkendara. Menurut dia, kondisi fisik yang kurang fit bisa menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan lalu lintas. Selain itu, pengemudi juga harus memastikan kendaraannya dalam kondisi prima.

Djoko mengatakan, penting untuk dilakukan pengecekan kendaraan sebelum berkendara di jalan tol. “Pastikan juga kondisi kendaraan harus prima, masuk jalan tol mobil harus prima,” ujar Djoko.

Baca Juga : 3 Tips Agar Budget Traveling Jadi Lebih Murah

4. Jaga jarak aman

Menjaga jarak aman saat berkendara menjadi hal yang wajib diperhatikan pengemudi.  Menurut Djoko, salah satu penyebab kecelakaan yang paling sering terjadi karena pengemudi tidak menjaga jarak aman saat berkendara. Hal ini menyebabkan pengemudi tak bisa mengantisipasi saat terjadi situasi yang tidak terduga dan berpotensi terjadinya kecelakaan.

“Jaga jarak aman antar kendaraan juga, sebagai pengemudi yang profesional pastinya sudah tahu berapa jarak amannya,” kata Djoko.

5. Pahami bahwa bahu jalan tol hanya untuk kondisi darurat

Jika dalam kondisi darurat, gunakan bahu jalan tol. Sebaliknya, jika tidak mengalami kondisi darurat sangat tidak disarankan untuk menggunakan bahu jalan tol untuk berhenti apalagi untuk beristirahat. Pengelola jalan tol sudah menyiapkan tempat istirahat khusus bagi pengendara yang merasa lelah, yakni di rest area.

Larangan berhenti di bahu jalan ini juga ditegaskan melalui rambu yang ada. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang bisa membahayakan.

“Jangan menggunakan bahu jalan bila tidak mengalami kondisi darurat, dan jangan gunakan bahu jalan untuk menyalip, itu berarti kan tidak taat aturan, bahu jalan fungsinya bukan untuk nyalip, Kalau semua tadi sudah dilakukan, terakhir sebelum berangkat ya tinggal berdoa,” kata Djoko.

Jangan lupa dicatat ya, Liners! Siapkan perjalananmu dengan aman dan nyaman!

Penulis: Dyah Gayatri
Editor: Ricky Setianwar


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *