Marak Produk Palsu, Banyak Pengrajin Genteng Godean Gulung Tikar

Hasil genteng dari para pengrajin genteng Godean (dok. Alinea/Faiz Iqbal)

Sleman, Godean – Maraknya produk genteng yang mengatasnamakan Merek “Genteng Godean” membuat pengrajin asli gulung tikar, lantaran harus menghadapi persaingan global yang sangat sengit. Padahal, kualitas dari genteng ini masih tergolong ciamik. Hal ini menyebabkan banyak pengrajin genteng harus meninggalkan profesi utamanya itu.

Menurut Ketua II Asosiasi Sembada Manunggal Sejahtera, Suroto mengatakan sebanyak 700 dari 1.500 pengrajin yang tergabung sampai saat ini masih bertahan.

Suroto mengaku faktor utama ialah kemunculan genteng dari daerah lain dengan kualitas lebih rendah dan meminta pemerintah turun tangan mengatasi ini.

“Perhatian pemerintah kepada kami sangat diharapkan karena bisa untuk membentengi maraknya peredaran genteng-genteng palsu yang mengatasnamakan genteng godean.” Kata Suroto pada Alenia.

Ia dan para pengrajin sangat mengharapkan pemerintah hadir di tengah permasalahan permodalan. Kendala yang dihadapi selain permodalan ialah perlindungan usaha dan pendampingan. Modal yang harus terus ditambah dengan keuntungan yang minim selalu menjadi keluhan para pengrajin hingga sekarang.

Salah satu pengrajin yang sudah menjalankan usaha selama 12 tahun, Rini menjelaskan bagaimana cara pengusaha nakal bisa masuk dan melabeli genteng yang berasal dari daerah lain. Rini menyebut hal tersebut sebagai sesuatu yang merugikan bagi banyak pihak.

Pasalnya, pengusaha nakal hanya perlu menyuplai produk genteng dari daerah lain, dengan bermodalkan angkutan darat dan toko untuk memulai usahanya.

Namun, yang berbeda ialah kualitas dari genteng itu sendiri. Genteng asli dari Godean dibakar menggunakan tungku api besar dan kayu bakar selama 24 jam, tapi produk palsu justru menggunakan teknik yang lebih modern seperti yang pada genteng balok modern, tetapi dengan hasil dan bahan baku tanah liat yang sama.

Rini mengaku ia sangat kesulitan dalam menghadapi persaingan usaha genteng di wilayahnya sendiri. Pengrajin genteng godean pada umumnya hanya mendapat keuntungan Rp 800,- per satuan genteng dengan kualitas atas. Sedangkan produk palsu dapat meraup untung hingga Rp 2.000,- sampai– Rp 3.000,- per satuan gentengnya.

“Saya juga kesulitan sekarang, bahan baku harganya naik terus, kayu bakar naik, tapi harga genteng kami ikut harga pasaran dan itu tidak ada kenaikan dari 2 tahun lalu. Ruginya hanya di permodalan saja, makanya banyak yang gulung tikar sekarang” – Ungkap Rini. (Faiz)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *