ALINEA – Olimpiade Tokyo 2020 menjadi penyeleggaraan Olimpiade termahal sepanjang sejarah yakni menghabiskan dana 28 Miliar dolar. Namun, dengan pengeluaran sebanyak itu , untung yang didapat tidak sepadan bahkan mengalami kerugian. Olimpiade yang seharusnya dilaksanakan 24 Juli hingga 9 Agustus 2020 harus ditunda selama kurang lebih satu tahun akibat pandemic Covid-19. Ditiadakannya penonton juga menjadi faktor utama kerugian yang dialami. Jika menelisik kebelakang, beberapa negara juga dinobatkan menjadi gelaran Olimpiade termahal seperti, Olimpiade Sochi 2014, dan Olimpiade London (2012).

( Sumber : Aditya Pradana Putra/Antara Foto )

Setelah kalah dalam pemilihan tuan rumah Olimpiade 2032 oleh Brisabane, Queensland melalui voting IOC (International Olympic Commite) di Jepang, Rabu (21/07). Indonesia tetap berambisi menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun 2036. Kemegahan dan kebanggan menjadi tuan rumah ajang olahraga terbesar di dunia, diharapkan mampu menjadi ajang eksistensi negara di kancah internasional. Namun, jika Indonesia berkeinginan menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 tentu  banyak pekerjaan rumah yang harus sudah pikirkan dan di laksanakan demi mencapai target yang diinginkan. IOC ( International Olympic Committee ) telah mempublikasikan persyarat serta petunjuk bagi setiap kota yang ingin menyelenggarakan Olimpiade. Dokumen yang berjudul Host City Contract – Operational Reqiurements merincikan berbagai syarat fasilitas sarana dan prasarana. Seperti akomodasi harus sesuai standard yang telah ditentukan, fasilitas venue yang memiliki aksesbilitas universal, serta anggaran dana yang transparan.

( Sumber : egan/kemenpora.go.id )

Tentu, dengan riwayat keberhasilan dalam penyelenggaraan Sea Games 2011 dan Asian Games 2018 membuat kepercayaan diri Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 sangat tinggi. Namun, keberhasilan itu tak cukup, perlu di ingat peyelenggaran Olimpiade bukan lah hal yang mudah dan murah, peran pemerintah serta masyarakat pun harus sejalan. Masyarakat ikut serta mengetahui manfaat dan keuntungan penyelenggaraan Olimpiade demi dapat melaksanakan penyelenggaraan yang terbaik.

Penulis : Nabilah Dwi Auralea

Penyunting : Muhammad Zaky Makarim