Mengenal Tonic Immobility pada Korban Kekerasan Seksual

ALINEA – Beberapa korban pelecehan atau kekerasan seksual mengaku tidak dapat bergerak saat terjadi pelecehan seksual. Bukan mereka tidak menyadari kejadian tersebut, mereka sadar tapi tidak dapat merespon. Namanya juga netizen, ada yang menyalahkan korban karena tidak melakukan perlawanan saat pelecehan terjadi. 

Liners pasti bertanya-tanya, “Kenapa mereka tidak dapat merespon atau melawan saat hal itu terjadi?”. Secara medis ketika seseorang mengalami rasa takut ekstrem, tubuh bisa tiba-tiba akan lumpuh seperti kaku, susah berbicara, dan tidak bisa memberi respon apapun. Kelumpuhan sementara seperti ini banyak dialami oleh korban pelecehan seksual.

Tidak ada yang ingin menjadi seorang korban kekerasan seksual, namun faktanya hal tersebut merupakan reaksi biologis yang disebut tonic immobility. Kita tidak bisa memilih untuk tidak demikian. Hal itu bisa terjadi karena korban mempunyai trauma di masa lalu atau merasa syok ketika merasa terancam. 

Penelitian Fuse (2007) menemukan setidaknya 41.7% perempuan korban kekerasan seksual yang merespons kejadian trauma yang mereka alami dengan tonic immobility taraf sedang seperti membeku, dan 10.4% lainnya pada taraf ekstrem seperti kelumpuhan total.

Banyak penyintas yang merasa takut untuk mengutarakan pelecehan atau kekerasan seksual yang mereka alami, karena merasa terintimidasi dan disalahkan atas apa yang terjadi pada mereka.

Sumber: Freepik

Dikutip dari alodokter, korban pemerkosaan berisiko tinggi mengalami beberapa gangguan mental, seperti depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), dan gangguan cemas. Ini dapat terjadi karena korban selalu teringat akan kejadian traumatis tersebut, sehingga mereka merasa selalu dalam bahaya.

Cara yang dapat dilakukan agar penyintas segera pulih dari trauma adalah mulai dari dirinya sendiri, yaitu dengan menerima dirinya kembali, menjaga emosi, melakukan konseling ke psikolog, serta mendapatkan keadilan dan dukungan orang-orang sekitar.

Baca juga : Kenali Perilaku Prokrastinasi dan Cara Mengatasinya

Penulis: Indah Nur Shabrina
Editor: Ricky Setianwar


 


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *