Mengenal Varian Omicron yang Baru Terkonfirmasi di Indonesia

ALINEA – Menteri Kesehatan Budi Gunawan melalui konferensi pers (16/12) mengonfirmasi masuknya COVID-19 varian Omicron di Indonesia. Pasien pertama yang terjangkit varian Omicron adalah salah satu pekerja kebersihan di RS Wisma Atlet Kebayoran.

Tentang Omicron dan Perbedaan dengan Varian Lain

World Health Organization (WHO) menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Varian ini disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus, risiko yang ditakutkan adalah terjadi lonjakan tajam kasus infeksi yang berimbas tekanan pada rumah sakit.

Varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. WHO menjelaskan bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya. 

Dok. AFP/Julian Tallis

Laporan terbaru the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut 3 gejala paling umum pada pasien varian Omicron yakni batuk kering, letih, dan hidung tersumbat. Gejala lain yang juga muncul pada varian Omicron adalah demam, mual, sesak napas dan diare. Anosmia atau tidak bisa mengendus bau maupun mengecap rasa juga ditemukan pada 8 persen kasus.

“Dari laporan tahap awal, banyak kasus infeksi akibat varian omicron diikuti dengan gejala ringan. Akan tetapi, seperti varian Covid-19 sebelumnya, biasanya ada jeda antara infeksi dan gejala parah yang akan mengikuti. Meski begitu, gejala turunan akibat Omicron diharap lebih ringan jika dialami orang yang sudah divaksinasi dan eks penderita SARS-CoV-2,” tulis CDC dalam laporan tersebut, dikutip Minggu (12/12).

Meski gejala yang dialami pengidap Covid-19 Omicron terbilang ringan, namun CDC mengingatkan bahwa varian ini berpotensi mengganggu sistem kesehatan karena sifatnya yang mudah menular. Karena itu, CDC mengimbau seluruh pihak untuk memperkuat sistem pengawasan dan pertukaran informasi seputar Omicron untuk menekan laju penularan varian ini.


Penulis: Nabilah Dwi Auralea
Editor: Ricky Setianwar


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *