Remaja “Jompo” Menjadi Tren, Yuk Kembali Sehat!

ALINEA – Memasuki usia remaja tidak selamanya berurusan dengan persoalan cinta, mencari jati diri, dan persoalan lain yang rentan membuat lewah pikir atau overthinking. Bertambahnya umur seorang remaja, berbanding lurus dengan bertambahnya permasalahan yang dihadapi. Meninjau fisik seorang remaja, harusnya punya fisik yang kuat dan sehat. Namun, yang terjadi pada remaja zaman sekarang malah berbalik dengan stereotipnya.

Remaja yang memiliki kebugaran dan ketahanan fisik yang lemah kerap kali dijuluki “remaja jompo”. Hal ini dikarenakan kelemahan fisik identik dengan orang lanjut usia. Lucunya, ternyata banyak remaja mengalami masalah ini. Terbukti dengan fenomena tren di TikTok yang bertemakan “starter pack remaja jompo” sebuah video yang memunculkan beberapa obat-obatan P3K yang menjadi andalan.

Sumber: TikTok

Penyebab Remaja Mudah mengalami Masalah Kesehatan

Sebenarnya dua penyebab utama adanya fenomena remaja jompo ini adalah kurang olahraga dan stress. Karena pandemi, ruang gerak dibatasi. Ruang gerak yang terbatas membuat kita tidak dapat leluasa dalam bergerak sehingga otot-otot kita semakin kaku. Kita juga menjadi lebih sering mengecek media sosial dari biasanya, hal ini dapat memicu stres, lho, Liners.

1. Kurang Olahraga

Sumber: health.detik.com

Berolahraga adalah kebutuhan. Bahkan, olahraga lima menit saja sudah bisa membawa manfaat kesehatan bagi tubuh. Berbagai masalah Kesehatan akan timbul jika kita malas berolah raga. Jika tidak memenuhi kebutuhan ini, tubuh akan memberikan berbagai tanda agar kita segera bergerak.  

Dikutip dari Hello Sehat, 7 tanda tubuh kurang olahraga adalah mudah merasa lelah, badan pegal-pegal, stress yang bertubi-tubi, tak pernah merasa kenyang, sembelit, berat badan terus naik, dan kesulitan tidur.

Mirisnya, banyak remaja yang mengabaikan tanda tanda ini, dan memilih menyiapkan obat-obatan seperti minyak angin, koyo, dan sejenisnya alih alih rajin berolahraga.

Padahal, meluangkan waktu 15 menit 3 kali seminggu sudah cukup bagus untuk memperbaiki metabolisme tubuh. Mulailah dengan olahraga ringan seperti jalan-jalan pagi, bersepeda, atau naik turun tangga. Apabila mengalami pegal-pegal bisa diredakan dengan berenang, lho, Liners!

Baca juga: Mau Diet Tanpa Bahayakan Kesehatan? Ini Tipsnya!

2. Stress

Sumber: merdeka.com

Dikutip dari Detik Health, terus rebahan tidak hanya berdampak secara fisik. Kebiasaan buruk itu juga memicu risiko pada kesehatan mental juga. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity (2018) mengungkapkan bahwa rebahan atau bermalas-malasan lebih dari tiga jam sehari akan meningkatkan gejala-gejala depresi.

Selain itu, media sosial pun turut memiliki andil cukup besar dalam menyebabkan stress pada remaja. Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain gawai, makin tinggi risiko tekanan mental yang dialami, bahkan bisa saja berujung stres hingga depresi.

Selain itu, remaja juga rentan mengalami cyberbullying ketika bermain media sosial. Tentu, dampaknya akan sangat berpotensi menyerang psikis, mulai dari muncul rasa malu, tertekan, hingga depresi. Padahal, ketika tubuh kita melepaskan hormon stres, itu menyebabkan otot mengencang secara naluriah.

Ketegangan pada otot akan berpotensi menyebabkan sensasi menyakitkan di leher, bahu, dan punggung. Untuk mengurangi tingkat stres, memasukkan relaksasi dalam rutinitas harian dapat secara efektif mengurangi nyeri punggung.

Karena sudah new normal, yuk Kembali semangat beraktivitas dan menerapkan pola hidup sehat yuk, Liners! Semangat!


Penulis: Dyah Gayatri
Editor: Ricky Setianwar


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *