Mengintip Bisnis Uang Jadul di Pasar Beringharjo

Bisinis uang jadul di Pasar Beringharjo. (Dok. Alinea/Kartika)

Yogyakarta – Di zaman sekarang, selalu ada saja cara yang menarik perhatian bisnis, baik itu sekadar untuk mencari keuntungan hingga hal-hal yang bersifat kepuasan. Seperti barang-barang yang sudah kuno, tidak selamanya menjadi sampah. Barang-barang jenis tertentu justru bernilai tinggi jika semakin kuno atau lawas.

Untuk itulah akhir-akhir ini, bisnis uang jadul banyak diminati dari banyak kalangan seperti para kolektor dan para pebisnis meskipun harganya fantastis.

Ini menjadi peluang bisnis yang menggiurkan bagi sebagian orang. Salah satunya Ana Antiq, yang sudah berjualan uang jadul selama 32 tahun di Pasar Beringharjo.

Alasan Ana memilih berjualan uang jadul adalah pengalaman. Pengalaman bahwa ternyata banyak orang maupun kolektor yang mencari dan banyak juga yang senang dengan uang jadul ini.

Ana biasanya mendapatkan uang jadul ini dari bakul-bakul dan pedagang keliling yang menyimpan uang jadulnya dari lama, lalu memutuskan untuk menjualnya saja.

Harga uang jadul yang dijual pun bervariasi. Mulai dari Rp 3 Ribu per biji hingga puluhan juta rupiah. Sedangkan untuk harga yang mahal, itu tergantung jenis koinnya.

“Macam-macam uang yang saya jual itu ada koin emas, koin perunggu, koin perak, koin majapahit, koin sen, koin netherland, koin bong, kalo koin bong ini bentuknya bukan seperti koin tapi seperti patahan-patahan perunggu yang kotak-kotak. Ada juga uang kertas, uang kokordian tahun 17-an, ya pokoknya banyak sekali mbak,” ujar Ana.

Macam-macam koin yang dijual di Pasar Beringharjo. (Dok. Alinea/Kartika)

“Kemarin ada pengusaha yang beli beberapa koin harganya 70 juta. Sekalian minta disepuh (diwarna) emas sama saya,” tambahnya.

Untuk jenis uang jadul yang paling laku adalah koin 10 sen, 25 sen, dan sejenisnya. Ana menuturkan bahwa koin sen tersebut bisa dibuat sebagai aksesoris seperti gantungan kunci. Sementara itu, uang jadul yang jarang dibeli orang adalah koin rupiah yang sudah kotor. (Kartika)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *