Menjadi Pasien di Klinik Kopi

ALINEA – Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk merayakan lelah atau kalutnya. Apa pun caranya, tujuan akhirnya adalah menemukan penawar yang bernama “ketenangan”. Dan, kopi, menjadi hal yang umum untuk menjadi jalan keluar dari situasi yang kelam tersebut.

Adalah Klinik Kopi, salah satu yang bisa menjadi jawaban atas keruwetan yang ada di tempurungmu. Tidak hanya mengandalkan kaya rasa atas nama biji kopi di penjuru Nusantara, rimbun pohon yang melingkupi tempat dan lokasi yang tidak bergesekan dengan hiruk-pikuk menjadi pelicin jalan menuju perasaan tenang.

Penyeduh kopi hanya berjumlah satu orang, yakni Mas Pepeng. Nama terakhir adalah pemilik dari Klinik Kopi yang telah dibangun sejak tahun 2013.

Selayaknya pasien, pengunjung menunggu antrean sampai dipanggil, setelah dipanggil sang penyeduh kopi akan menawarkan dan mengarahkan sekiranya kopi yang cocok pada calon pembeli. Sifatnya yang ramah dan humoris semakin menebalkan suasana teduh yang menyungkup Jl. Kaliurang Km 7 ini.

Pemilik Klinik Kopi, Mas Pepeng sedang menyeduh kopi dengan metode V60.
(Dok. Alinea/Ricky Setianwar)

Kedai yang dijadikan latar di dalam film AADC 2 ini memiliki ciri khas, yakni mengedukasi soal kopi dan cerita tentang bebijian Arabika yang didatangkannya dari berbagai daerah dalam negeri. Sebut saja, Takengon, Bajawa, Baliem, Kintamani, Ciwidey, Sunda Jahe, Nagari Lasi, Blue Batak, Lencoh Merapi, Java Tobacco, Papua dan lainnya.

Jika indra perasa tidak berkawan dengan kafein, Klinik Kopi juga menyediakan alternatif lain, yakni Milk Tea dan Kombucha. Selain itu juga tersedia dessert, seperti Cheesecake, Cookies, dan Choco Tart.

Tempat lesehan yang ada di Klinik Kopi
(Sumber: nadiasigit.com)

Kopi yang dibanderol dengan harga Rp25 ribu dengan suasana yang mendukung tenang, bisa menjadi salah satu pilihan untuk menjadi kembali pulih; pasien yang telah sembuh.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *