Menulusuri Toleransi Balinya Yogyakarta

Pintu Masuk Pantai Ngobaran.(Doc. Bayu Senoaji)

Gunungkidul – Musim Libur telah tiba, kurang lengkap jika tidak jalan jalan menikmati indahnya alam tak terkecuali indahnya pantai yang ada di Yogyakarta. Di Gunungkidul, Yogyakarta terdapat pantai yang memiliki julukan Balinya Jogja yaitu Panti Ngobaran. Pantai Ngobaran berjarak 45 km dari kota Yogyakarta ini cukup menarik memiliki pemandangan serta Spot foto yang indah menjadi daya tarik masyarakat datang kembali ke tempat ini.

Dibalik keindahannya pantai ini memiliki sejarah serta kehidupan yang sangat indah. Nama pantai Ngobaran sendiri berasal dari kata Kobar dan upacara Bakar yang dilakukan oleh Prabu Brawijaya V yakni raja terakhir dari kerajaan Majapahit yang membakar diri sekitar alam hutan pantai yang kabur dari kejaran Putranya Sendri Raden Patah yang ingin Mengislamkan dirinya.

Musholla Di Pantai Ngobaran Yang Menghadap Pantai Selatan. (Doc.Bayu Senoaji)

Pantai Ngobaran memiliki sebuah mushola yang cukup unik menghadap ke pantai selatan serta alas atau lantainya berupa pasir. Meski, di Pantai Ngobaran sudah dibangun masjid yang berada di depan pintu masuk Pantai Ngobaran,Musholla ini masih digunakan dalam upacara-upacara tertentu seperti saat air pasang, Hari Senin Kliwon dan pada hari Jumat Kliwon Oleh Kadhang -Kadhang Pantai Ngobaran.

Berjalan beberapa langkah dari Musholla terdapat Ngarsa Dhalem yang hanya digunakan pada hari-hari tertentu dan untuk Abdi dalem Keraton Yogyakarta .Ngarsa Dalem didirikan sebagai pengingat bahwa di Pantai Ngobaran akan Raja Mataram – Mataram Atau pendahulu Raja kertaon Yogyakarta.

Ngarsa Dalem Yogyakarta. (Doc. Bayu Senoaji)

Tidak jauh dari Ngarso dalem dan tepat berada di atas mushola terdapat tempat peribadahan umat Hindu yaitu Pura . Pura Pantai Ngobaran sendiri didirikan besar besaran pada tahun 2003 dan sekarang masih dalam tahap perbaikan. Pembangunan diawali pada tahun 1981 sebagai bentuk napak tilas perjalanan Prabu Brawijaya V, sehingga masyarakat mendirikan pelinggih di Pantai Ngobaran sebagai bukti muksa Prabu Brawijaya V.

Tidak jauh dari dari Pura, terdapat Kejawen dimana pintu masuknya sangat unik seperti ada di Bali. Didalem Kejawen terdapat berbagai arca yang memiliki arti dari sifat-sifat Manusia. Memasuki Kejawen tedapat dua patung naga didepan gerbang. Kejawen didirikan pada tahun 2004 oleh Agung Riyadi sebagai penanda dari moksa Bondan Kejawen di Gunung Kidul. Tujuan Di dirikan nya kejawen juga sebagai Pengingat berupa yang pertama orang Jawa akan kembali pada tubuh dan hidup cikal bakal leluhur Tanah Jawa, jadilah ksatria yang sejatinya sejatinya Satria , dan yang terakhir Carilah hidup yang sejati sejatinya hidup untuk menyempurnakan perjalanan hidupmu.

Ngarsa Dalem Yogyakarta. (Doc. Bayu Senoaji)

Kadar Ismanto selaku Juru Resik Pantai Ngobaran mengatakan meski masyarakat mayoritas muslim kegiatan keagamaan seluruh agama yang ada di Pantai Ngobaran tetap terjaga dan sling membantu.
“90% adalah muslim walaupun muslim tapi warga sekitar Ikut andil dalam artian warga sekitar selalu menjaga keamanan untuk kebersihan warga ikut membersihkan lokasinya menjaga ketentraman sehingga harmonisasi kemudian toleransi beragama cukup tinggi warga sekitar untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang tidak mereka ikuti di Pantai Ngobaran hingga saat ini toleransinya tetap terjaga antara umat Hindu Dharma dan warga sekitar yang ada disekitar” Ujar Kadar Ismanto.

Ikrar ksatria yang Berada Di Tengah Kejawen. (Doc.Bayu Senoaji)

Keunikan serta kesucian pantai inilah yang tidak dimiliki oleh pantai lain yang memiliki sejarah terhadap agama yang ada di daerahnya. wujud pluralisme sejati Pantai Ngobaran Desa Kanigoro, Gunungkidul dapat dicontoh oleh masyarakat luas terutama masyarakat Jogja sendiri .Saling bertoleransi serta beriringan saling membantu tanpa mengganggu satu sama lain akan menciptakan persatuan dan kekeluargaan bagi masyarakat.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *