Pasar Dugderan, Tradisi Menyambut Bulan Suci di Kota Semarang

Gerbang Pasar Dugderan (Dok. Alinea/ Octavian Prasetyo)

Semarang – Bulan Suci Ramadhan hampir tiba, warga beramai-ramai dalam suasana sukacita menyambut kedatangannya. Banyak tradisi yang dilakukan di berbagai daerah yang ada di negeri ini, tak cuma umat muslim saja yang menikmatinya. Tetapi umat-umat beragama lainnya juga senantiasa ikut menyambut bulan penuh berkah ini.

Seperti tradisi yang ada di Kota Lumpia, yaitu Pasar Dugderan. Ratusan bahkan ribuan warga berbondong-bondong datang ke pasar yang berlokasi di kawasan Pasar Johar Semarang tersebut. Banyaknya wahana yang ada, membuat anak kecil hingga orangtua larut dalam kemeriahan pasar rakyat ini. Kora-kora, komidi putar, ombak air, tong stand, bianglala, rumah setan, bombom car, dan mandi bola semuanya tersedia. Tarifnya pun sangat terjangkau, Liners cukup mengeluarkan 10 ribu rupiah untuk tiap wahananya.

Suasana Pasar Dugderan di kawasan Pasar Johar (Dok. Alinea/ Octavian Prasetyo)

Setelah semua wahana sudah dinikmati, Liners bisa berkeliling melihat ratusan lapak pedagang yang berjejer disepanjang jalan menjajakan berbagai macam produk, mulai dari kuliner, pakaian, hingga mainan anak-anak seperti kapal otok-otok yang sangat fenomenal, dan juga gerabah yang menjadi salah satu ciri khas dari Pasar Dugderan. Berbagai macam bentuk gerabah ada disini, mulai dari uleg-an kecil seharga 3 ribuan hingga celengan besar seharga 50 ribuan. Nah untuk Liners yang mungkin belum tau, gerabah itu mainan anak-anak yang terbuat dari tanah liat, yang biasanya dibuat mainan masak-masakan anak-anak kecil. Liners pasti pernah kan main masak-masakan.

Gerabah sebagai salah satu ciri khas dari Pasar Dugderan (Dok. Alinea/ Octavian Prasetyo)

Naik wahana udah, keliling pasar juga udah, nah ada satu lagi nih yang belum Liners lakuin! Yaitu nonton pagelaran musik. Kalau lagi beruntung nih! Liners juga bisa menyaksikan Tari Sufi yang diiringi dengan dawai dan syair-syair yang sangat menakjubkan. Pagelaran ini bisa dijumpai pada malam hari di depan Masjid Agung Kauman Semarang, yang masih satu kawasan dengan Pasar Johar. Masjid tersebut merupakan masjid tertua di Kota Semarang, jadi selain menikmati Dugderan, Liners juga bisa belajar sejarah, menarik bukan!

Tari Sufi di panggung kerakyatan (Dok. Aliea/ Octavian Prasetyo)

Untuk Pasar Dugderan sendiri beroperasi dari pagi hingga malam hari, tetapi Liners disarankan datang di malam hari karena wahana baru beroperasi pada malam harinya. Pasar ini sudah berlangsung sejak 26 April hingga puncaknya pada 5 Mei mendatang. Nah! Untuk Liners yang ada disekitaran Semarang dan bingung mau menghabiskan weekend dimana, Pasar Dugderan sangat direkomendasikan untuk kamu. (Tyo)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *