Wah, Begini Perkembangan Penerbit Buku di Indonesia!

Buku adalah sahabat setiamu ketika dia pergi meninggalkanmu.

ALINEA – Hari Buku Sedunia sudah berlalu, tapi masih banyak fakta menarik yang perlu kita tahu. Menurut data dari Ikatan Penerbit Indonesia atau IKAPI  yang menjadi asosiasi profesi penerbit di seluruh Indonesia mencatat adanya peningkatan, berikut data yang dihimpun dari tahun 2015.

Dari data  di atas terlihat persebaran penerbit di Indonesia tidak merata dan terkonsentrasi di 5 wilayah Utama saja, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Dari hasil survei, berdasarkan entitasnya ada beberapa kategori penerbit, yaitu penerbit kecil, menengah, besar, dan penerbit dalam bentuk yayasan dan lembaga pemerintah yang termasuk anggota Ikapi. Selain itu, ada juga penerbit non-anggota Ikapi yang aktif memasarkan bukunya di toko buku.

Dari 1.328 penerbit yang tercatat sebagai anggota Ikapi, ditemukan fakta bahwa banyak sekali penerbit yang menerbitkan judul buku dalam jumlah judul dan eksemplar yang terbatas. Data di bawah ini menunjukkan sebaran anggota penerbit yang aktif dan tidak aktif. Penerbit yang masuk kategori aktif adalah penerbit yang secara rutin menerbitkan sekurangnya 10 judul buku dalam 1 tahun. Jumlahnya 711 penerbit.

Dari data ini terlihat bahwa dari sekitar 1.328 Penerbit yang masuk dalam kategori aktif adalah sebesar 54%. Sisanya menerbitkan buku dalam judul yang terbatas, sporadis, dan sangat bergantung pada ketersediaan naskah yang masuk ke penerbit. Selain itu, di antara penerbit tidak aktif juga terdapat anggota penerbit yang sudah vakum atau sudah tutup penerbitnya. Jumlahnya adalah 6% dari total anggota Ikapi atau sekitar 79 penerbit.

Dari data–data di atas dapat disimpulkan bahwa penerbit buku sampai saat ini tetap berjalan aktif dan mengalami peningkatan. Buku anak masih menjadi minat terbanyak di masyarakat. Pembuatan buku meningkat ini seharusnya juga diimbangi dengan minat baca masyarakat Indonesia karena produksi sudah berjalan dengan baik. Namun jika tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk membaca, pastinya akan menjadi sia-sia.

Unesco pada tahun 2012 menunjukkan bahwa angka minat baca di Indonesia adalah 0,001. Artinya, hanya ada 1 dari 1.000 orang penduduk Indonesia yang memiliki minat baca serius. Jika jumlah penduduk Idonesia pada 2014 sebanyak 252,2 juta penduduk, hanya ada 252.200 orang yang memiliki minat baca serius. Angka tersebut tentu jauh dari angka kelas menengah Indonesia yang mencapai 150 juta orang. Semoga di hari Buku Sedunia ini bisa membuka jendela dunia masyarakat untuk membaca dan menanamkan kebiasaan membaca sedini mungkin. (Erna)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *