ALINEA – Dalam merespons perubahan iklim, salah satu peranan Indonesia adalah dengan membangun kawasan industri hijau. Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo di Konferensi Perubahan Iklim Dunia atau COP26 di Glasgow, Skotlandia (1/11).
“Pembangunan industri berbasis clean energy termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara,” ujar Kepala Negara.
Akan dibangun seluas 12.500 hektare dan pengerjaan dimulai pada bulan November 2021, “green industrial park” itu bakal menggunakan aliran air dari Sungai Kayan sebagai pasokan energi.
Kawasan tersebut diproyeksikan untuk pemanfaatan energi hijau sebagai sumber energi penggerak industri. Selain itu, industri yang ada di dalamnya juga akan menghasilkan energi baru terbarukan (EBT).
Melansir Katadata, hal ini dilakukan lantaran negara-negara diperkirakan tidak akan membeli produk dari industri yang menggunakan batu bara pada 10 tahun mendatang. Bahkan, Jokowi mengklaim bahwa beberapa industri sudah berminat.
“Yang memesan kawasan ini sudah banyak yang mengantre karena mereka tahu energi yang dipakai energi hijau,” kata mantan Gubernur DKI itu pada Kamis 23 Oktober yang lalu.
Di sisi lain, Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak mengatakan pemerintah Indonesia masih terjebak pada proyek-proyek “rekor”.
“Indonesia seharusnya menempuh transisi ke ekonomi hijau dalam bentuk perubahan kebijakan mendasar, dan implementasinya seperti transisi energi secara masif dan cepat, untuk mencapai zero emission di 2050,” katanya melalui situs resmi Greenpeace Indonesia.
Jokowi berujar pembangunan kawasan industri hijau merupakan caranya untuk mengejar target penurunan emisi karbon sesuai yang dinyatakannya di Perjanjian Paris.
[…] Baca juga: Rencana Pemerintah Bangun Kawasan Hijau Terbesar di Dunia […]
[…] Baca juga: Rencana Pemerintah Bangun Kawasan Hijau Terbesar di Dunia […]