ALINEA – Generasi Z atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z, dinilai sebagai generasi digital native atau mereka yang lahir di lingkungan era digital. Sebagai digital native mereka dinilai lebih melek akan kemajuan teknologi.

Bedasarkan survei yang dilakukan Komnas HAM pada 2020 yang dikutip dari liputan6.com menyebutkan 78,4 persen Gen-Z usia 17-25 tahun memiliki kekhawatiran terhadap keamanan data pribadi mereka di internet.

Pemerintah dan industri perlu turut serta untuk meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan kepercayaan digital (digital trust) di kalangan publik.

Sejalan dengan pengesahan aturan Perlindungan Data Pribadi (PDP), serta bisa menjadi respon langsung dari ancaman cyber yang saat ini marak di Indonesia, salah satunya mengenai pencurian dan penyalahgunaan identitas.

Besar risiko terhadap perlindungan data pribadi terhadap Gen Z juga tercatat dalam studi yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, oleh National Cyber Security Alliance (NCSA). Dalam studinya, NCSA menemukan bahwa 51 persen Gen Z lebih cenderung menjadi korban dari serangan cyber.

Sumber : Freepik.com

Berikut tips yang bisa dilakukan Gen Z untuk menjaga keamanan data pribadinya :

1. Membaca Syarat dan Ketentuan Secara Seksama

Membaca syarat dan ketentuan sebelum memberikan konsen terhadap penggunaan data merupakan hal yang penting dilakukan. Guna menghindari penyalahgunaan data pribadi oleh pihak terkait. Serta mengecek apakah pihak terkait telah tersertifikasi dalam mengelola data pribadi penggunanya.

2. Menggunakan Password yang Kuat

Penggunaan password yang kuat adalah upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi data pribadi. Meskipun penggunaan password yang kuat tetap dapat diretas, setidaknya akan lebih mempersulit peretas untuk menebaknya.

3. Menghindari Membuka Tautan yang Mencurigakan

Tautan yang didapat dari pihak yang tidak dikenal sebaiknya tidak dicoba untuk dibuka, bisa jadi berpotensi sebagai upaya pishing, yakni penipuan dengan percobaan untuk mendapatkan data pribadi melalui komunikasi elektronik resmi.

4. Membatasi Izin Privasi

Beberapa aplikasi meminta lebih banyak hak lebih daripada yang dibutuhkan atas nama pengumpulan data. Izin tersebut memungkinkan untuk mengakses berbagai sumber data di perangkat. Seperti kontak, riwayat penelusuran dan lokasi. Batasi akses atas izin tersebut dengan melalui pengaturan privasi.

Baca juga : Tips Menjaga Mental Sebagai Caregiver 

5. Menggunakan Anti-Virus

Perangkat lunak seperti antivirus dapat digunakan untuk melindungi data pribadi. Perangkat lunak seperti antivirus dirancang untuk mendeteksi dan menghapus virus dari perangkat, tetapi juga dapat melindungi dari berbagai macam ancaman, seperti spyware, botnet, ransomware, keylogger, dan perangkat lunak berbahaya lainnya.

6. Menghindari Berbagi Data Pribadi

Pastikan untuk tidak menunjukkan data pribadi, seperti nomor telepon, email, password, dan lainnya kepada sembarang orang. Data pribadi seperti ini dapat dieksploitasi untuk kepentingan orang yang berniat buruk dan merugikan pemilik data.

7. Menggunakan Software Legal

Penggunaan software yang legal dan rutin melakukan pembaruan merupakan upaya untuk menjaga keamanan data. Software ilegal biasanya tidak memberikan update secara berkala, hal tersebut membuka kesempatan bagi para peretas.

8. Melakukan Pencadangan Data

Mencadangkan data penting dilakukan sebagai upaya untuk pemulihan dari kehilangan data yang besar. Data pribadi yang penting perlu dicadangkan ke drive, perangkat atau lokasi terpisah.

Sebagai pengguna layanan digital, Gen Z perlu punya peran sebagai garda terdepan dalam melindungi data pribadinya sendiri.

Jadi Liners, mari lebih bijak dalam mengelola dan menggunakan data-data pribadi kita.

 

Penulis : Aiko Putri Tanjaya
Editor : Indah Nur Shabrina