Tips Menjaga Mental Sebagai Caregiver

ALINEA – Tau gak sih apa peran kita ketika orang terdekat seperti keluarga memiliki permasalahan kesehatan mental ? Yang harus dilakukan adalah menjadi caregiver.

Caregiving adalah salah satu bentuk penunjukan kasih sayang terhadap seseorang dan bisa menjadi pengalaman personal yang sangat berharga. Di sisi lain, caregiving meningkatkan kerentanan terhadap depresi, rasa cemas dan juga stress yang berlebih jika tidak tersedianya bantuan yang memadai.

Yuk kita lihat apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga diri selama menjadi caregiver!

1. Membuat Batasan Jelas

Seringkali kita merasa egois ketika mendahulukan kebutuhan pribadi dibandingkan orang lain atau merasa takut untuk meminta bantuan. Hal tersebut menunjukan kita belum memiliki batasan yang jelas dalam caregiving.

Batasan yang jelas memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan personal seperti makan dan minum, melakukan hobi dan juga beristirahat. Kita tidak dapat menjalankan caregiving secara optimal apabila kita sakit atau merasa burn out.

2. Mengelola Stress

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat stres kita ketika menjadi caregiver seperti keterpaksaan, kemampuan koping stres, atau ketiadaan bantuan. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah :

  • Mengenali gejala dini stres seperti mudah tersinggung, gangguan tidur atau kelelahan.
  • Cari tahu sumber stres. Sumber stress kita bisa berupa terlalu banyak tanggung jawab atau konflik dengan orang terdekat.
  • Lakukan kegiatan yang mengurangi stress. Kita bisa berolahraga, berkebun,beribadah atau bertemu dengan teman.

3. Membuat Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan dapat membuat hidup kita lebih terstruktur dan dapat memberikan rasa senang ketika kita dapat menyelesaikan suatu rencana.

Selain membuat rencana untuk diri sendiri, kita juga dapat membuat rencana kegiatan yang dapat dilakukan bersama dengan penerima caregiving kita. Pilih kegiatan yang menyenangkan untuk berdua, misalnya menonton film atau berjalan-jalan di taman. Salah satu faktor pemicu stress adalah hubungan dengan penerima caregiving dan kegiatan bersama ini dapat meningkatkan kualitas hubungan.

Baca juga : Mengenal PCOS, Penyakit yang Diam-Diam Intai Wanita

4. Problem Solving

Self care tidak hanya berupa kegiatan yang menyenangkan atau pergi berlibur, menyelesaikan masalah yang ada juga merupakan bentuk self care yang dapat kita lakukan. Kita bisa merasa lebih percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri ketika kita dapat mengidentifikasi masalah dan berupaya untuk menyelesaikannya.

5. Komunikasi Efektif

Komunikasi yang efektif akan memudahkan kita untuk didengarkan dan mendapatkan bantuan yang kita butuhkan. Bentuk komunikasi yang efektif misalnya membuat pernyataan yang jelas dan spesifik, saling mendengarkan dan menghargai perasaan satu sama lain. Komunikasi yang efektif juga mengurangi kemungkinan terjadinya salah paham.

6. Memberi dan Menerima Bantuan

Kita sering kali enggan meminta bantuan karena takut memberatkan orang lain atau dianggap tidak bisa melakukan apa-apa. Padahal meminta dan menerima bantuan ketika kita membutuhkan merupakan tanda kekuatan karakter.

7. Peka Terhadap Perasaan

Adakalanya kita bahagia, marah, sedih atau merasa bersalah ketika melakukan caregiving. Perasaan-perasaan yang timbul tersebut dapat kita gunakan untuk lebih mengerti apa yang sedang terjadi pada diri kita. Bisa jadi perasaan tersebut menunjukan kalau kita perlu melakukan perubahan dalam beberapa aspek caregiving, bertambahnya stress yang dirasakan atau kita sedang membutuhkan bantuan.

Penting bagi kita untuk memperhatikan perasaan yang kita rasakan lalu mengambil langkah yang sesuai. Apabila kita merasakan sakit secara emosional, tidak lagi mendapatkan kesenangan dari hal-hal yang kita sukai, sebaiknya kita pergi periksakan diri ke dokter.

 

Penulis : Indah Nur Shabrina

 


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *