Yogyakarta – Wabah Virus Corona atau COVID-19 mulai meresahkan warga di Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Kota yang dikenal dengan warganya yang ramah ini termasuk dalam salah satu destinasi wajib para wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung ke Indonesia.
Namun, kondisi Indonesia saat ini cukup riskan untuk para turis dan traveller dalam melakukan perjalanan wisata.
Ditambah lagi, pemerintah Indonesia telah menetapkan COVID-19 ini sebagai bencana nasional. Hal ini membuat warga semakin enggan untuk keluar rumah.
Akibatnya, aktivitas di berbagai tempat wisata terkena imbasnya, termasuk Malioboro, Yogyakarta. Tempat tujuan wisata yang tidak pernah sepi ini mulai kekurangan pengunjung sejak pemerintah Indonesia mengimbau warganya untuk tetap tinggal di rumah.
“Cukup drastis, penurunannya bisa sampai 90% dari biasanya. Kalau saat semi pedestrian masih sedikit penurunan omzetnya, kalau gara-gara COVID-19 ini sampai 90%.” Terang Vita Iklima, pedagang kaki lima di Malioboro yang mengalami penurunan omzet.
Sejak Senin (16/03), pendapatan para pedagang kaki lima mulai berkurang, dari yang semula bisa mendapatkan pemasukan kurang lebih Rp 1 juta, kini hanya mampu meraup Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu.
Para pedagang kaki lima Malioboro yang biasanya menutup dagangan mereka pukul 22.30 WIB, kini hanya sampai pukul 20.30 WIB karena sepi pengunjung . Namun, sejauh ini belum ada imbauan dari pemerintah DIY untuk menutup sementara aktivitas di Malioboro.
Dibalik tidak adanya imbauan untuk menutup aktivitas pedagang, pemerintah telah melakukan antisipasi persebaran virus dengan menyediakan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun cuci tangan di sepanjang pedestrian Malioboro.
Selain itu, pemerintah Yogyakarta juga melakukan penyemperotan disinfektan secara rutin di area Malioboro dan pasar Beringharjo.
(Printa)
Leave a Reply