ALINEA – Sudah enam bulan lamanya Indonesia berjuang melawan persebaran COVID-19 yang telah mempengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat, salah satunya adalah sektor ekonomi. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani mengumumkan bahwa negara kita dipastikan mengalami resesi di akhir September.
Menurut Sri Mulyani, salah satu cara untuk bertahan menghadapi resesi adalah dengan berpikir kreatif. Ia berharap di saat seperti ini generasi muda mampu memanfaatkan waktu untuk melatih soft skill dan hard skill-nya, sehingga terbiasa untuk berpikir kreatif, kritis, dan inovatif.
Yuk, daripada terus merasa panik dan bosan selama di rumah, kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengasah kemampuan terpendam yang Liners miliki!
Mengenal Soft Skill dan Hard Skill
Pada dasarnya manusia memiliki lima jenis kecerdasan otak, di antaranya adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan adversitas (pengambilan keputusan), dan kecerdasan ganda (majemuk).
Soft skill diperoleh dari kecerdasan emosional, yaitu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang tidak dapat dilihat. Walaupun tak dapat dilihat, skill ini sangat menekankan penguasaan dalam mengelola emosi dan kepekaan terhadap lingkungannya. Contohnya adalah:
- Kemampuan untuk berpikir kritis terhadap lingkungannya
- Kemampuan komunikasi yang baik dan benar
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
- Berjiwa kepemimpinan
- Mampu beradaptasi dengan lingkungannya
- Membangun kerja sama tim dengan baik
- Kemampuan manajemen waktu, dan lain-lain.
Lalu, darimana asalnya Liners bisa memperoleh semua kemampuan itu? Nah, saat seperti inilah kita harus aktif. Liners bisa mencoba mengasah kemampuan soft skill seperti bergabung dalam kegiatan volunteer atau organisasi yang banyak diadakan secara online. Waktu yang terbuang karena bosan bisa dimanfaatkan di sana.
Sedangkan hard skill berasal dari kecerdasan intelektual, sehingga skill ini bergantung pada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang tersebut. Sehingga, hard skill dapat kita lihat secara langsung serta dapat dilatih.
Liners bisa memperoleh kemampuan ini diawali dengan memahami keahlian apa yang paling diminati. Contohnya, jika memiliki minat di bidang desain grafis, maka gali potensi terebut dengan menghabiskan waktu untuk berlatih menggunakan software khusus selagi Liners punya waktu luang di rumah.
Baca juga: ONLINE Journalism & Storytelling: Buku Wajib para Jurnalis
Hubungan antara Kedua Skill Tersebut
Soft skill dan hard skill sama pentingnya dalam menunjang produktifitas kita, sehingga jangan sampai Liners hanya mementingkan salah satunya saja. Ingat apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Indonesia, bahwa dalam menghadapi resesi ini kita harus berpikir kreatif.
Mulai dari sekarang, Liners harus menyisihkan waktunya untuk beraktifitas di luar kegiatan kampus, misal dengan mencari open recruitment organisasi besar yang bisa menambah pengalaman selama pandemi. Di saat yang lainnya hanya tidur dan bermalas-malasan, Liners bisa merubah dunia hanya dengan aktif berorganisasi dari rumah.
Jika dirasa kemampuan soft skill sudah terpenuhi, manfaatkanlah waktu di rumah dengan menggali bakat terpendam Liners yang sudah lama tertunda. Mungkin saja ternyata Liners memiliki ketertarikan di dunia podcast? Maka cobalah untuk menjadi seorang public speaker yang handal. Atau suka mencoba bisnis kecil dari rumah pun juga bisa.
Semua ide dan terobosan menarik bisa Liners wujudkan jika ingin belajar serta komitmen dengan apa yang kalian tuju. Belajar untuk membentuk soft skill dan hard skill selama masa pandemi akan menyelamatkan masa depan bangsa dan masa depan Liners dalam bertahan hidup.
(Aisyah Amardhani)
Leave a Reply