Fenomena Schadenfreude : Kesenangan Yang Diperoleh Dari Kemalangan Orang Lain

Setiap manusia pasti punya sisi gelap, salah satunya adalah senang melihat orang lain menderita. Dalam ilmu psikologi dikenal dengan nama schadenfreude. Schadenfreude adalah istilah Jerman yang diterjemahkan menjadi “kerusakan” ( schaden ) dan “kegembiraan” ( freude ). Kebanyakan orang mungkin akan menyangkalnya, tetapi setiap orang pernah merasakan sedikit kegembiraan atas rasa sakit atau kegagalan orang lain setidaknya sekali.

Memiliki kesenangan di atas kemalangan orang lain merupakan emosi yang tidak diinginkan secara sosial. Normalnya kita harus merasa senang ketika melihat orang lain senang dan sedih ketika melihat orang sedih. Namun terkadang kita justru merasa senang ketika melihat orang lain menderita atau tertimpa musibah. Contohnya kita tiba-tiba tertawa dan merasa senang ketika melihat seseorang terjatuh.

Status sosial pemicu schadenfreude

Dilansir dari Sciencefocus, seorang Psikolog menjelaskan alasan mengapa manusia senang melihat orang lain gagal. Manusia adalah makhluk sosial yang luar biasa.  Secara naluriah menyadari hierarki umum, urutan kekuasaan, dan posisi. Kita ingin disukai, dihargai dan dihormati oleh orang lain. Ini adalah bagian besar dari bagaimana kita memahami tempat kita di dunia.

Untuk meningkatkan status sosial, manusia dapat mencapai prestasi yang hebat, sukses di tempat kerja, memiliki rumah terbesar , memiliki gadget terbaru, dan keunggulan lainnya. Tetapi karena semuanya subjektif dan relatif, salah satu cara untuk meningkatkan status sosial adalah dengan menurunkan status sosial orang lain. Jadi, ketika melihat orang lain mengacau dan menyebabkan mereka kehilangan status sosial, kita dapat merasakan ledakan kepuasan karena status kita sendiri dinaikkan.

Tiga teori schadenfreude

Dikutip dari Neurosciencenews, Psikolog melihat schadenfreude melalui lensa tiga teori. 

  • Kecemburuan ; berfokus pada perhatian untuk evaluasi diri dan berkurangnya perasaan menyakitkan ketika seseorang yang dianggap iri dirobohkan. 
  • Kelayakan ; menghubungkan schadenfreude dengan kepedulian terhadap keadilan sosial dan perasaan bahwa seseorang mengalami kemalangan karena mereka layak. 
  • Konflik antarkelompok ; menyangkut identitas sosial dan schadenfreude yang dialami setelah kekalahan anggota kelompok saingan, seperti selama kompetisi olahraga atau politik.

Apakah schadenfreude hal yang normal?

Seseorang tidak dapat dikatakan psikopat hanya karena merasakan schadenfreude. Pada sebuah studi, Dr. Mina Cikara menjelaskan bahwa senang melihat orang lain menderita itu normal. “Kurangnya empati tidak selalu patologis dan schadenfreude adalah respon yang manusiawi, tidak semua orang mengalaminya tetapi sebagian besar dari kita melakukannya.”

Fenomena ini sudah diteliti oleh para ilmuwan lebih dari dua dekade dan memiliki definisi yang sangat luas. Schadenfreude dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di dunia olahraga, politik, dan dalam interaksi sehari-hari dengan teman atau rekan kerja.

Namun keseringan merasa senang ketika melihat orang lain kesusahan atau mendapatkan kemalangan menunjukkan kecendrungan memiliki ciri psikopat. Untuk mencegah emosi yang disebabkan karena berbagai faktor ini ke arah yang negatif, hal yang dapat kita lakukan adalah belajar untuk selalu bersyukur, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, mengintropeksi diri dan mencari kebahagiaan sendiri tanpa harus merasa iri dengan kebahagiaan orang lain.

Baca juga : Kenali Perilaku Prokrastinasi dan Cara Mengatasinya

(ins/aa)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *