Hampir Musnah, Tradisi Unik Menyambut Bulan Cantik!

(Dok. finansialku.com)

Alinea – Howdy Liners! Gimana nih puasa pertamanya? Hmm, udah memasuki Indonesia bagian lemes-lemes pengen senderan ya? Sambil menunggu bedug, kita jelajah keragaman Indonesia yuk? Ternyata banyak banget loh tradisi di tanah air untuk menyambut datangnya Ramadan. Dan tentunya, dibeberapa daerah memiliki keunikannya sendiri! Tapi sayangnya, seiring berkembangnya zaman beberapa tradisi tersebut menuju punah! Waduh, memangnya apa saja sih?

  • Nyorog
Tradisi nyorog (Dok. budayajawa.id)

Masyarakat Betawi mempunyai tradisi Nyorog atau membagi-bagikan bingkisan pada anggota keluarga atau tetangga yang dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadan. Dalam tradisi ini, sanak saudara tidak jarang memberikan makanan khas Betawi, seperti sayur gabus pucung yang berbahan dasar ikan gabus digoreng, kemudian dimasak menggunakan berbagai rempah seperti kemiri, cabai merah, jahe, dan kunyit.

Sayur gabus pucung (Dok. merahputih.com)

Tradisi nyorog biasanya dilakukan oleh orang yang lebih muda pada yang usianya lebih tua. Biasanya ada ucapan meminta restu dan memohon agar diberi kelancaran menjalankan ibadah puasa. Nyorog juga dipercaya masyarakat sebagai tanda untuk saling mengingatkan jika bulan suci Ramadan akan segera datang. Selain itu, tradisi ini dapat mempererat tali silaturahmi antar tetangga atau keluarga.

  • Munggahan
Tradisi munggahan (Dok. rumahkeluargaindonesia.com)

Masyarakat Sunda di Jawa Barat umumnya menyambut puasa dengan tradisi Munggahan. Acara mungguhan terdiri dari kegiatan kumpul keluarga besar, sahabat, dan teman-teman untuk saling bermaafan sambil menikmati sajian makanan khas. Maksud dari tradisi ini adalah untuk mempersiapkan diri menuju puasa sebulan penuh.

Botram: makan bersama sambil bertamasya (Dok: librarypendidikan.com)

Munggahan dilakukan oleh hampir semuamasyarakat Sunda dengan caranya masing-masing. Salah satu bentuk acara makan bersama yang dalam istilah orang Sunda disebut botram, dilakukan sambil bertamasya, baik di pegunungan, sawah, atau tempat wisata lainnya. Wih, asik ya?

  • Gebyar Ki Aji Tunggal
Perarakan (Dok. budayajawa.id)

Gebyar Ki Aji Tunggal adalah tradisi perarakan (karnaval) masyarakat Desa Karangaji, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Ramadan. Selain bertujuan syiar, kegiatan Gebyar Ki Aji Tunggal ini juga dilakukan untuk mengingatkan masyarakat Desa Karangaji agar melakukan persiapan menyambut bulan suci Ramadan, seperti menjaga diri dari maksiat dan meningkatkan amal ibadah. Selain itu, dengan karnaval ini menjadikan
ajang silaturahim dan ungkapan rasa syukur atas jasa pendahulu yang mampu memberikan nilai-nilai kehidupan.

  • Megibung
mengibung (Dok. dreamingbali.com)

Setelah upacara adat selesai, beberapa kelompok orang duduk bersila dan membentuk lingkaran. Di tengah lingkaran terhidang gundukan nasi beserta lauk-pauk di atas nampan. Mereka makan sesuap demi sesuap dengan tertib. Acara makan diselingi obrolan ringan. Budaya makan ini berasal dari Karangasem, Bali yang disebut Megibung.

Sampai saat ini, tradisi Megibung masih dilaksanakan di Karangasem dan menjadi kebanggaan masyarakat setempat, terutama kaum muslim saat bulan Ramadan. Satu porsi nasi gibungan (nasi dan lauk pauk) yang dinikmati oleh satu kelompok disebut satu sela. Pada jaman dulu satu sela harus dinikmati oleh delapan orang. Kini satu sela bisa dinikmati kurang dari delapan orang.

Nah, itu tadi Liners tradisi yang sudah mulai punah seiring berjalannya waktu. Gimana nih? Mungkin dari Liners ada pernah mengalami? Atau malah ada tradisi lain yang sama langkanya? So, bantu jaga dan lestarikan yuk! Dan akhirnya, Selamat berpuasa bagi Liners yang menjalankan! Semangat! (Retri)

Tags : | | | |

BERITA TERKAIT