ALINEA – Mohammad Hatta atau yang sering dikenal dengan nama Bung Hatta merupakan bapak Palang Merah Indonesia (PMI).

Selain sebagai wakil presiden Indonesia yang pertama, Hatta adalah ketua Palang Merah Indonesia (PMI) pertama.

Banyak jasa dan peran yang telah ia torehkan selama menjabat ketua Palang Merah Indonesia (PMI).

Bung Hatta sadar bahwa Indonesia harus segera berperan internasional, seperti umumnya peranan Palang Merah/the Red Cross.

Kala itu Indonesia sebagai negara yang masih muda membutuhkan sosok ulung dalam hal dialog dengan pihak internasional.

Hal tersebut dibutuhkan agar Indonesia semakin banyak mendapatkan pengakuan dari berbagai bangsa di seluruh dunia.

Baca juga : 5 Tips Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Peranan seorang ketua dibutuhkan untuk berdialog dan menetapkan kesepakatan dengan berbagai negara.

Bung Hatta yang terkenal pandai dalam hal diplomasi diminta untuk menjadi pucuk pimpinan pertama PMI.

Secara taktis dan strategis melalui PMI Bung Hatta melibatkan Indonesia dalam international affairs dan upayanya tersebut selalu berhasil, sehingga Indonesia sebagai negara yang masih sangat muda, secara nyata sudah memegang peranan internasional.

Bung Hatta selalu melibatkan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kepalangmerahan dunia.

Melalui Bung Hatta, Palang Merah Indonesia (PMI) berhasil mengikuti pertemuan bersama Palang Merah Internasional.

Usai Indonesia mendapatkan PMI memperoleh pengakuan internasional, Hatta kemudian menyerahkan jabatan ketua PMI kepada dr. Buntaran.

Logo PMI dan Bung Hatta, Bapak Palang Merah Indonesia (Kolase akun facebook Palang Merah Indonesia)

Hatta merasa dr. Buntaran adalah orang yang tepat untuk menjabat sebagai Ketua PMI karena dr. Buntaran merupakan seorang dokter.

Secara Internasional, keberadaan PMI diakui oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950.

Sejak saat itu, faktor kesehatan dan sosial-budaya, serta perlindungan kepada rakyat Indonesia menjadi pertimbangan utama dari kegiatan PMI kala itu.

Terlebih, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan di usianya yang masih muda.

Baca juga : 3 Profesi Data di Era Digital dengan Prospek Cemerlang!

Sejarah Palang Merah Indonesia

Dilansir dari laman resmi PMI, Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional tepat pada 3 September 1945.

Atas perintah tersebut, Menteri Kesehatan Kabinet I, Buntaran, membuat panitia khusus yang disebut Panitia Lima untuk membentuk badan Palang Merah Indonesia.

Lima panitia itu terdiri dari dr. R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dr. Djuhana, dr. Marzuki, dan dr. Sitanala (anggota).

Pada 17 September 1945, satu bulan sesudah Indonesia merdeka, PMI dibentuk.

Bung Hatta yang merupakan wakil presiden pertama Indonesia dipilih menjadi Ketua Palang Merah Indonesia yang pertama.

Bung Hatta dan Sepatu Bally (intisari-online)

Hatta dengan senang hati menyatakan kesediaannya untuk menjadi Ketua Palang Merah Indonesia.

Keberadaan Palang Merah Indonesia (PMI) menjadi bukti fakta kemerdekaan Indonesia di mata internasional.

Indonesia harus secepatnya mendirikan dan memproklamirkan keberadaan organisasi kemanusiaan itu setelah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

Di bawah kepemimpinan Bung Hatta, PMI mulai menunjukkan taringnya ke ranah internasional.

PMI merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang.

Logo PMI (Website resmi PMI)

Berkat kinerjanya, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950.

PMI kemudian sah menjadi organisasi nasional melalui Keppres No. 25 tahun 1959.

Posisi PMI juga diperkuat dengan Keppres No. 246 tahun 1963

Hingga kini, jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.

Tugas Palang Merah Indonesia (PMI) :

1. Memberikan pelayanan darah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Melakukan pembinaan relawan.

3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan Kepalangmerahan.

4. Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Kepalangmerahan.

5. Membantu dalam penanganan musibah dan/atau bencana di dalam dan di luar negeri

6. Membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial.

7. Melaksanakan tugas kemanusiaan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.

8. Memberikan bantuan kepada korban konflik bersenjata, kerusuhan dan lainnya.

Palang Merah Indonesia (PMI) berikan tips bersihkan rumah setelah dilanda banjir (Instagram)

Baca juga : Mengenang Tragedi Mako Brimob Lewat “Sayap-Sayap Patah”

Kini Palang Merah Indonesia diketuai oleh Jusuf Kala.

Diketahui, Jusuf Kala menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) sudah 3 periode berturut-turut.

Jusuf Kala menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) semenjak tahun 2009

Hingga kini Palang Merah Indonesia (PMI) selalu memperingati dua hari penting yakni 3 September dan 17 September.

Tepat pada September tahun ini, PMI yang berusia 77 tahun telah memberikan sumbangsih yang banyak pada bidang kemanusiaan di Indonesia.

Penulis : Dika Pradana