
Yogyakarta – Dikutip dari Pers Release Bank Indonesia (BI), Momentum pertumbuhan ekonomi DIY terus berlanjut sebagaimana tercermin pada kinerja perekonomian DIY yang makin solid. Realisasi pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY pada Triwulan IV 2018 mampu menembus angka 7% yang merupakan capaian pertumbuhan tertinggi sejak perubahan tahun dasar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2010, yaitu sebesar 7,39% (yoy).
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,03% (yoy) maupun periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mampu tumbuh 5,25% (yoy).
Selain itu, kinerja perekonomian DIY juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional secara agregat, yang tumbuh sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan ekonomi DIY yang makin kokoh ini ditopang oleh akselerasi kinerja investasi seiring dengan masifnya pembangunan infrastruktur yang sedang berlangsung di DIY.
Konsumsi Rumah Tangga Tetap Terjaga
Konsumsi juga tetap terjaga, terutama konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan dipengaruhi momentum liburan natal serta banyaknya potongan harga pada akhir tahun.
Dengan capaian tersebut, maka pertumbuhan ekonomi DIY keseluruhan tahun 2018 terakselerasi dengan tumbuh sebesar 6,20% (yoy), meningkat signifikan dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,26% (yoy) dan merupakan pertumbuhan tahunan tertinggi yang pernah dicapai DIY selama 10 tahun terakhir.
Akselerasi kinerja investasi merupakan faktor pendorong utama pertumbuhan PDRB DIY dengan andil (yoy) sebesar 3,61%, lebih tinggi dibanding andil konsumsi rumah tangga yang tercatat sebesar 1,37%.

Ditopang Oleh Pembangunan Infrastruktur Strategis
Pertumbuhan kinerja investasi ditopang oleh pembangunan infrastruktur strategis di DIY, antara lain bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), revitalisasi kawasan Malioboro serta pembangunan Underpass Kentungan yang masih terus berlanjut.
Masifnya pembangunan proyek infrastruktur tersebut mampu mendorong investasi tumbuh sebesar 11,50% (yoy), atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,97% (yoy).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan IV 2018 juga didorong oleh perbaikan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat dari 1,93% (yoy) pada Triwulan III 2018 menjadi 2,28% (yoy) pada Triwulan IV 2018.
Peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh pendapatan masyarakat yang membaik, inflasi yang terkendali, dan tingkat keyakinan konsumen yang naik. Konsumsi LNPRT meningkat dari 2,23% (yoy) pada Triwulan III 2018 menjadi 14,36% (yoy) dipengaruhi peningkatan belanja konsumsi terkait persiapan penyelenggaraan Pemilu 2019.
Dari Sisi Lapangan Usaha Meningkat Signifikan
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh kinerja lapangan usaha konstruksi yang memiliki andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2018 yaitu sebesar 1,25%. Pada laporan triwulan, konstruksi mampu tumbuh mencapai 18,43% (yoy), meningkat signifikan dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 14,87% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi DIY yang makin solid juga didukung oleh terjaganya stabilitas keuangan daerah di DIY. Kinerja perbankan terindikasi mengalami perbaikan yang tercermin dari penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang masih solid.
Penyaluran kredit perbankan pada tahun 2018 tumbuh meningkat 10,04% (yoy), sementara itu penghimpunan DPK tumbuh sebesar 7,01% (yoy). Stabilitas sistem keuangan ditopang oleh kualitas kredit yang baik, dengan tingkat kredit macet (Non Performing Loans/NPL) di tahun 2018 terus menurun mencapai 2,61%.
Ke depan, seiring dengan makin digenjotnya penyelesaian pembangunan infrastruktur serta kinerja konsumsi yang diperkirakan masih akan meningkat sebagai trickle down effect peningkatan aktivitas pariwisata di DIY, Bank Indonesia meyakini perekonomian DIY pada tahun 2019 akan terus melanjutkan pertumbuhan, dengan prakiraan pada kisaran 6,8-7,2% (yoy).
Pencapaian tersebut tentunya tidak lepas dari dukungan inflasi yang stabil dan dijaga pada sasaran 3,5%±1. (Balqis)
Kamus Ekonomi :
– Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) : Jumlah Nilai Tambah Bruto yang Timbul dari Seluruh Sektor Perekonomian di daerah tersebut.
– (yoy) : year of year : penghitungan pertumbuhan variabel
– Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) : Berbagai pengeluaran oleh lembagauntuk pengadaan barang dan jasa, yang secara prinsip mempunyai fungsi dalam melayani rumah tangga.
– Trickle Down Effect : Adopsi produk dalam pemasaran yang mempengaruhi banyak barang dan layanan konsumen.
Leave a Reply