Brebes– Ditengah pandemi covid-19 hampir seluruh masyarakat di Indonesia lakukan pengantisipasian guna mengurangi dan memutus rantai penyebaran baik penggunaan alat pelindung diri yang umum hingga pembatasan kegiatan diluar rumah.
“Awalnya cuma minjemin alat nya, tapi orang-orang pada ngga bisa ngeoperasiin terus akhirnya saya dipanggil lagi, pertama di SDN jatisawit 1 terus dipanggil juga sama SDN Dukuhturi 4, nah sekarang di SDN Jatisawit 2”, ujar bapak Dakri pada selasa (07/04) di SD Jatisawit 02
Untuk memulai penyemprotan ia mengatakan bahwa bahan-bahan untuk cairan disinfektan biasanya sudah disediakan oleh pihak yang memesan. Kemudian dirinya dengan dibantu anak nya hanya meracik dan juga melakukan penyemprotan ke setiap ruangan
Dalam melaksanakan tugasnya ia menggunakan perlengkapan sederhana seperti jas hujan plastik, sepatu boots, sarung tangan, masker, dan juga topi yang ia bawa sendiri dari rumah. Ia juga mengaku bahwa sebenarnya merasa khawatir karena resiko terkena paparan dan cairan disinfektan yang cukup berbahaya.
Penyemprotan yang saat ini dilakukan hampir disemua tempat termasuk sekolah menjadi syarat wajib dari pemerintah setempat yang harus dilakukan oleh pihak sekolah sebelum mulai kembali kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut juga dilakukan karena masih terdapat guru yang tetap harus kesekolah untuk melaksanakan piket.
“Kalau murid memang sudah tidak ada lagi yang berkeliaran diarea sekolah, tapi untuk guru masih rutin bergantian piket dari hari senin hingga sabtu” ujar Efi Hernawati guru SDN Jatisawit 02.
Tidak banyak orang yang mau melakukan pekerjaan ini. Resiko terkena efek samping paparan cairan, hingga virus menjadi alasan mengapa sebagian orang enggan untuk melakukannya.
Bagi Bapak Dakri pekerjaannya ini menjadi salah satu hal yang sekaligus bisa ia lakukan untuk membantu orang lain pada kondisi seperti ini.
(Shahnaz)
Leave a Reply