Rasisme Kembali Menjadi Perbincangan di Media Sosial

ALINEA – Kasus rasisme terutama pada ras kulit hitam nampaknya masih marak terjadi. Pada Sabtu, 27 Juni 2020 tercatat kata kunci “6 Nigerian” sukses menduduki posisi 7 dan 8 dalam Twitter worldwide trend. Kata kunci ini merujuk pada salah satu tweet resmi milik Federal Bureau of Investigation (FBI), yaitu @FBI.

Rasisme terhadap ras kulit hitam yang dilakukan Twitter @FBI

Seperti dikutip dari tweet tersebut, FBI meminta bantuan warga Twitter untuk membantu mencarikan ke-6 warga Nigeria. Mereka diketahui sebagai Cyber’s Most Wanted (Pelaku Dunia Maya Paling Dicari). Kasus yang mereka lakukan adalah Business Email Compromise (BEC) yang telah memakan kerugian melebihi 6 miliar USD.

Dikutip dari www.fbi.gov, BEC—yang juga dikenal sebagai Email Account Compromise (EAC)—adalah salah satu kejahatan daring yang paling merusak secara finansial. Dilakukan dengan cara mengeksploitasi fakta bahwa banyak dari kita mengandalkan email untuk melakukan bisnis—baik pribadi maupun profesional.

Pasalnya dalam pencarian tersebut, tidak hanya 6 warga Nigeria yang diburu. Terdapat beberapa pelaku berkewarganegaraan lain; 39 pria keturunan Arab, 16 warga Rusia, 20 orang Tiongkok/Asia Tenggara, dan 6 warga Nigeria. Namun, @FBI hanya memilih “six Nigerian” (6 warga Nigeria) sebagai headline mereka. Faktanya, warga Nigeria termasuk golongan ras kulit hitam.

Reaksi warga Twitter

Hal ini menjadikan khalayak Twitter berbondong membanjiri kolom komentar. Mereka merasa kecewa karena FBI telah melakukan tindak rasisme terhadap ras kulit hitam. Seperti salah satunya dinyatakan oleh pemilik akun @TosinOlugbenga.

“Rasisme memuncak. Dalam daftar ini ada: 39 pria keturunan Arab, 16 warga Rusia, 20 orang Tiongkok/Asia Tenggara, 6 warga Nigeria. Tapi, FBI yang rasis memilih hanya 6 warga Nigeria sebagai para pria di kasus ini. Kriminal ada di tiap negara di dunia, tapi begitu Anda adalah seorang (kulit) hitam…”

Black Lives Matter

Belum lama ini, kasus serupa pun sempat marak di berbagai media sosial. Terutama di Twitter. Rasisme terhadap ras kulit hitam berhasil mengangkat topik “Black Lives Matter”. Ungkapan “Black Lives Matter” dapat merujuk pada tagar Twitter, slogan, gerakan sosial, atau kelompok konfederasi lepas yang mengadvokasi keadilan rasial. Dalam hal ini yaitu ras kulit hitam. Berbagai kalangan banyak menuangkan pikiran dan dukungannya terhadap gerakan ini.

Baca Juga: KKN Online UNS Meningkatkan Kepekaan Mahasiswa

Rasisme bukanlah bahan candaan kepada siapapun

Pada umumnya, rasisme dalam bentuk apapun tidak seharusnya dilakukan. Tidak hanya merujuk pada ras kulit hitam. Mungkin itu candaan bagi Liners, tapi bagi orang yang Liners ledek bisa dianggap cacian. Mari kita bersama hentikan tindak rasisme, dimulai dari diri sendiri.

(Pinky)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *