ALINEA – Belakangan ini kata “resesi” sering digaungkan di seluruh media baik di Indonesia maupun internasional. Hal ini menjadi topik perbincangan hangat bagi seluruh masyarakat dunia. Semua orang dilanda ketakutan lantaran kegelapan ekonomi yang semakin nyata karena adanya inflasi besar-besaran terutama di wilayah Amerika dan Eropa. Beruntungnya, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang cukup resilient di tengah kejatuhan ekonomi global ini.
Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia juga akan mengalami resesi. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September) 2022 sebesar 4,84 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 5,95 persen. Hal ini menunjukkan kenaikan inflasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang rata-rata inlasinya sebesar 1,68%.
“Kita tidak bisa mengacuhkan kemungkinan peningkatan risiko resesi. Maka kepemimpinan yang kuat dan kerja sama yang solid dibutuhkan untuk melindungi kehidupan orang-orang yang berada dalam bahaya ini. Kita harus membawa masyarakat kembali kuat,” ujar Sri Mulyani, dalam pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara anggota G20 di Washington DC, Amerika Serikat
Oleh karena itu diperlukan beberapa persiapan apabila Indonesia mengalami resesi di tahun 2023. Berikut adalah tips bertahan menghadapi resesi :
1. Pindahkan Aset Likuid ke Ilikuid
Aset likuid adalah jenis aset yang bisa dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat. Mengapa menyimpan aset likuid lebih baik dibandingkan ilikuid? karena ketika dibutuhkan, aset tersebut bisa langsung kita gunakan. Berbeda jika memiliki aset ilikuid seperti rumah, mobil, barang branded, NFT, dan lain-lain yang harus terjual terlebih dahulu untuk bisa menjadi uang dan digunakan ke hal lain.
2. Jangan Menambah Hutang yang Sifatnya Konsumtif
Jangan berhutang jika digunakan untuk membeli sesuatu yang tidak mendesak. Jika mau berhutang untuk sesuatu yang produktif atau penting, evaluasi dan lakukan proyeksi sebelum berhutang. Perhatikan apakah hutang tersebut bermanfaat atau malah menjadi liabilitas. Namun lebih baik lagi jika segera melunasi hutang-hutang sebelum resesi semakin parah. Prioritaskan membayar hutang yang memiliki suku bunga paling tinggi.
3. Siapkan Dana Darurat
Siapkan dana darurat yang lebih banyak dari sebelumnya untuk berjaga-jaga apabila resesi terjadi dan tidak mendapatkan income pada saat itu. Dana tersebut bisa digunakan untuk bertahan hidup sambil mencari-cari pemasukan dengan cara lain.
4. Siapkan Asuransi
Hal ini diperlukan jika nanti terjadi masalah kesehatan di saat keuangan sedang memburuk. Siapkan asuransi terutama asuransi kesehatan dan penyakit kritis. Untuk asuransi jiwa bisa disiapkan jika memang membutuhkan namun hal ini sifatnya opsional.
5. Cari Side Income
Mulai cari pekerjaan sampingan seperti freelance untuk memperkuat ekonomi. Semakin banyak pemasukan, semakin banyak juga uang yang bisa di tabung dan persiapan semakin matang untuk menghadapi resesi apabila nantinya benar-benar terjadi.
Penulis : Avisa Zerlina
Baca juga : 9 Rekomendasi Website Freelance untuk Mahasiswa
Keren bgt anak ini, keep it up ya Avisa. Tuhan berkati ❤️🔥