Hipertensi “Si Pembunuh Senyap”

ALINEA – Penyakit hipertensi tidak hanya diderita oleh orang lanjut usia, namun juga orang dengan usia produktif rentan menderita penyakit dengan julukan “The silent killer” ini.

Liners, pasti sudah pernah mendengar kata hipertensi kan? Ya, hipertensi atau tekanan darah tinggi ini memiliki julukan “The silent killer” atau pembunuh secara diam-diam. Kok bisa? Sering disebut “the silent killer” karena sering tanpa keluhan. Itu sebabnya penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit tersebut.

Mengutip dari Kemenkes RI, faktanya liners, hipertensi merupakan penyakit tidak menular atau PTM yang menjadi salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia. Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Dari sejumlah penderita tersebut, hanya kurang dari seperlima yang melakukan upaya pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki.

Kisaran Tekanan Darah Normal dan Hipertensi Menurut WHO

Kisaran tekanan darah untuk memastikan hipertensi
Sumber: Kemenkes RI

Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena potensinya yang mampu mengakibatkan kondisi komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Hipertensi ini ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan tekanan sistolik sebesar > 140 mmhg dan/atau tekanan diastolik sebesar > 90 mmhg. Pengukuran tekanan darah dilakukan sesuai dengan standar British Society of Hypertension mengunakan alat sphygmomanometer air raksa atau bisa pula aneroid yang telah ditera.

Dan Liners, hasil data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada penduduk > 18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar 34,11%.

Prevalensi hipertensi 2018
Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI 2019

FAKTOR DAN GEJALA HIPERTENSI

Sumber: Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Gaya hidup sedentary yang hanya sedikit mengeluarkan energi, konsumsi makanan instan dengan kandungan bahan kimia, perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan rendahnya konsumsi buah dan sayur merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi.

Lalu bagaimana dengan perawatan diri untuk orang yang sudah menderita hipertensi?

Tenang liners, ada beberapa kiat-kiat untuk mengurangi risiko hipertensi, yaitu:

  1. Latihan Fisik
    Latihan fisik ini penting liners, tidak hanya untuk yang sudah menderita, namun juga yang orang yang sehat. Rangkaiannya berupa aktivitas aerobik selama 20-30 menit. Lima hari seminggu dapat meningkatkan kardiovaskular. Tidak harus berat, namun bisa cukup dengan warm up (pemanasan), lari kecil, dan sebagainya.
  2. Manajemen Stres
    Untuk liners yang susah mengatur stres, harus mulai untuk mengatur segala masalah yang dihadapi ya liners. Jika liners banyak sekali pekerjaan atau aktivitas, Alinea merekomendasi untuk membuat planning atau catatan kecil yang bertujuan mengatur kapan tugas atau aktivitas itu dilakukan, serta memberikan liners waktu beristirahat.
  3. Berhenti Merokok
    Untuk liners yang merokok juga mulai sekarang harus mengurangi atau berhenti segera ya liners, karena kandungan rokok sangat berbahaya, seperti karbonmonoksida; berakibat mengurangi jumlah oksigen yang dapat diikat darah dan zat karsinogen yang mengakibatkan memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.
  4. Monitor Tekanan Darah di Rumah
    Seperti anjuran Kementerian Kesehatan, yaitu dengan CERAMAH, liners.
Sumber: Kemenkes RI

Baca juga: “Doomscrolling”: Kebiasaan Menelusuri Berita Negatif

Penatalaksanaan Hipertensi

Adapun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:

  1. Makanan berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, dan gajih).
  2. Olahan dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crackers, keripik, dan makanan kering yang asin).
  3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, kornet, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, dan soft drink).
  4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, dan selai kacang).
  5. Susu full cream, mentega, margarin, keju, mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, dan kulit ayam.
  6. Bumbu-bumbu seperti kecap, penyedap instan, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
  7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.

Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi, diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.

(Ervine Ari)


Comments

Satu tanggapan untuk “Hipertensi “Si Pembunuh Senyap””

  1. terima kasih informasinya.semoga sukses selalu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *