Masker Scuba dan Buff Ternyata Kurang Efektif Cegah Corona

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melalui akun media sosialnya mengedukasi penumpang KRL untuk menghindari penggunaan masker scuba dan buff. Dalam Instagram @commuterline, masker scuba dan buff hanya lima persen efektif mencegah virus.

Selain itu, para penumpang KRL juga diminta untuk mengenakan masker dengan benar, menutupi mulut dan hidung secara sempurna.

https://www.instagram.com/p/CFBz9V0p-xO/

Senada dengan PT KCI, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa lapisan dari masker scuba dan buff terlalu tipis, juga mudah ditarik ke leher sehingga tidak berguna.

“Masker merupakan salah satu cara pencegahan diri dari penularan covid-19, terutama ketika berada di tempat publik dan transportasi umum. masker yang disarankan adalah masker kain ataupun medis dengan banyak lapisan”.

Kata Wiku saat konferensi pers di akun Youtube Sekretariat Presiden (15/09/2020).

Masker kain atau masker bedah lebih disarankan untuk digunakan karena memiliki tiga lapisan kain katun.

Berdasarkan penelitian dari Universitas Oxford, tingkat ketahanan dari kain katun terhadap penularan virus corona mencapai 70 persen.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto menyatakan bahwa scuba bukan termasuk masker.

“Masker ya masker, titik. Kenapa melari-larikan ke scuba segala macam. Kan disuruhnya pakai apa? Masker. Scuba itu masker bukan? Lha bukan. Emang scuba itu masker?”

Kata pria yang akrab disapa Pak Yuri, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, (16/09/2020)

Yuri menegaskan bahwa masker bukan sekedar penutup wajah. Ia pun menilai tak ada salahnya penggunaan scuba sebagai masker dilarang. (Octavian Prasetyo)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *