Mengintip Keasrian Desa Wisata Kampung Flory

YOGYAKARTA – Pada 11 Februari 2020 lalu, Alinea berkesempatan berkunjung ke desa wisata bernama Kampung Flory. Lokasinya berada di Desa Tridadi, Sleman, Yogyakarta dengan jarak tempuh sekitar 14 menit. Jika Liners pergi menggunakan sepeda motor pribadi, maka akan dikenakan tarif parkir sebesar Rp5000,00.

Foto : https://kampungflory.com/

Suasa kekeluargaanpun langsung terasa begitu sampai di pintu masuk. Terlihat rombongan keluarga yang masuk bersamaan dengan Alinea.

Alinea memilih untuk menjelajahi bagian kanan desa wisata ini terlebih dahulu. Di sana, Alinea dapat melihat segerombolan murid Tingkat Kanak-kanak yang sedang melewati rintangan outbound. Mereka terlihat sangat bersemangat, walau ada pula yang ketakutan. Arena ini menjadi salah satu yang disukai oleh anak-anak.

Melanjutkan perjalanan, banyak obyek dan lokasi baru yang Alinea temukan, seperti sebuah gerobak berhias yang bisa dijadikan obyek selfie, gazebo yang agak jauh dari pintu masuk, namun memiliki fasilitas lengkap, bahkan Alinea menemukan sebuah sungai. Matahari sedang bersinar terik saat Alinea menemukan sungai tersebut, maka tanpa pikir panjang, Alinea langsung mendekat dan mencelupkan kedua tangan ke airnya yang jernih.

Mencelupkan tangan ke air sungai. (Sumber: Dokumen pribadi)

Setelah beberapa waktu berdiam di lokasi sungai, Alinea memutuskan untuk kembali ke arah pintu masuk. Dari sana, Alinea berjalan lurus dan menemukan lokasi yang ramai terdapat banyak pengunjung.

Terdapat gazebo dengan berbagai ukuran dan bentuk, tempat duduk, area bermain anak, tempat makan dan jajan, toilet, serta tempat ibadah. Di area inilah Alinea menghabiskan waktu hingga sore hari.

Walau terlihat banyak pengunjung, tapi tidak menjadikan area ini terasa sesak. Keasrian pepohonan, tanaman, bebatuan, bahkan sungai di sisinya menjadikan area ini sebagai favorit banyak pengunjung. Alinea memilih salah satu bangku lebar yang dekat dengan ayunan dan berada di bawah pohon teduh.

Di salah satu gazebo terlebar, ada sekumpulan ibu-ibu dengan acara mereka sendiri. Mungkin arisan. Ada juga tempat jajanan dan tempat makan. Memutuskan untuk istirahat sejenak, Alineapun menyantap sajian kulinar ndeso ala Kampung Flory. Makanannya berkisar Rp10.000,00 – Rp50.000,00, sedangkan minumannya sekitar Rp2000,00 – Rp4000,00.

Sembari menyantap makan siang, Alinea tidak lupa menyempatkan membaca buku yang dibawa. Beberapa lembar bacaan cukup untuk mengisi waktu, sembari menunggu giliran ibadah.

Di kolam sekitar, juga terlihat beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak yang sedang menikmati terapi ikan Garra rufa—ikan yang biasa memakan sel-sel kulit mati pada manusia, dan biasa disebut “ikan dokter”.

Selesai dengan ibadah, Alinea memutuskan untuk berjalan sedikit lebih jauh. Jika dilihat dari tempat Alinea duduk, ada beberapa gazebo yang di sekitarnya cukup sepi. Jadi, Alinea berpindah tempat ke salah satu gazebo tersebut.

Saat melewati jalanannya, Alinea menemukan beberapa spot selfie lagi yang tidak kalah menarik. Salah satunya yaitu dinding bambu yang dihiasi topi petani bercat warna-warni.

Baca juga: Bukan Serabi, “S-u-rabi”: Makanan Khas Sunda

Gazebo ini terdapat tepat di tepi sungai. Pencahayaannya pas, suasananya nyaman, dan terdengar gemericik air. Cocok untuk bersantai, mengerjakan tugas, mengadakan pertemuan, bahkan berkumpul bersama keluarga.

Suara gemericik air sungai ini bisa menjadi teman untuk fokus jika dibutuhkan, maupun memeriahkan acara bersama. Cukup lama Alinea berada di sini hingga sore hari akhirnya tiba.

kampung flory - gazebo
Sedikit potret gazebo di tepi sungai. (Sumber: Dokumen pribadi)

Tidak banyak area yang sempat Alinea jelajahi. Maka dari itu, Alinea berencana untuk mengunjungi Kampung Flory lagi lain waktu. Setidaknya, pengalaman kala itu cukup menjadi kenang-kenangan. Kalau Liners, sudah pernah mengunjungi Kampung Flory?

(Pinky Nur Azizah)

Tags : | | |

BERITA TERKAIT