Sumber Illustrasi Foto : Kanal73.com

ALINEA – Mimi Mintuna atau Belangkas adalah hewan beruas yang hidup di perairan dangkal dan kawasan Mangrove. Ia merupakan fosil hidup yang menghuni bumi sejak 455 juta tahun silam.

Bentuk bagian bawahnya terdiri dari kaki-kaki seperti cangkang kepiting, berbuntut keras dan tajam, serta memiliki 10 mata. Meskipun ada yang menjulukinya kepiting ladam, tapi ia bukan termasuk keluarga kepiting ya Liners.

Sebutan Mimi diperuntukkan bagi yang berjenis kelamin jantan, sedangkan Mintuno diperuntukkan bagi yang berjenis kelamin betina. Disebut “Mimi Mintuno“ karena hewan laut ini selalu menempel berpasangan saat berjalan. Menurut cerita yang beredar, bila Mimi Mintuna dimasak secara tidak bersamaan maka akan beracun. Sebaliknya, bila Mimi Mintuna dimasak secara bersamaan, maka dapat dikonsumsi seperti ikan biasa dan tidak beracun.

Hal ini sama dengan keunikannya. Apabila Mimi Mintuna ini dipisahkan, maka dipastikan keduanya akan mati. Maka dari itu orang Jawa menjadikan simbol hewan monogami ini sebagai kesetiaan terhadap pasangan. Selain itu juga sebagai doa terhadap pasangan baru agar langgeng.

Berjasa di Industri Farmasi

TUESDAY JUNE 10, 2014: Charleston, South Carolina, USA. Horseshoe crabs are bled at the Charles River Laboratory. Photograph: Timothy Fadek (Photo by Timothy Fadek/Corbis via Getty Images)

Selain dijadikan bahan baku industri dan telurnya dapat dikonsumsi, ternyata Mimi Mintuna sangat berjasa di bidang Farmasi. Dikutip dari IDN Times, darah Mimi Mintuna atau Belangkas tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang mengandung tembaga. Jika terkena udara, hemosianin akan memancarkan warna biru kehijauan, sehingga darahnya terlihat berwarna biru. Kandungan Limulus Amebocyte Lysate (LAL) di dalamnya berguna untuk menguji endotoksin (sejenis zat beracun) pada darah manusia.

Pada tahun 1956 ditemukan bahwa darah Mimi Mintuna mengandung sel khusus amebosit yang bisa mendeteksi adanya bakteri. Jika terpapar bakteri, amebosit ini akan mengeluarkan semacam lendir yang mengisoliasi bakteri tersebut supaya tidak menyebar.

Baca Juga: Kastuba, si Racun Kaya Manfaat

Itu artinya darahnya bisa digunakan untuk mengetes steril atau tidaknya suatu komponen obat atau vaksin. Maka, sejak 1970 segala macam obat dan vaksin yang diberikan melalui suntikan harus terlebih dahulu dites menggunakan darah Mimi. Hal ini diwajibkan oleh FDA alias Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Kebijakan serupa kemudian ditetapkan di negara-negara lain. Di Amerika, Cina, Jepang, dan Eropa darahnya digunakan untuk mendiagnosis penyakit meningitis dan gonorrhea serta mengembangkan serum anti racun.

Mimi Mintuna Terancam Punah

Mimi Mintuna yang Berjasa di Bidang Farmasi
Sumber Illustrasi Foto : IDN Times

Tecatat dalam ‘Red Date Book’, sebenarnya Mimi Mintuna atau Belangkas dikelompokkan ke dalam kategori rawan. Mengingat status populasinya yang belum diketahui secara pasti, tetapi cenderung sering terjaring dan ditangkap oleh nelayan. Maka telah dilakukan tindakan perlindungan terhadap hewan tersebut dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 12/Kpts. 11/1987 PPSDAHP (1987/1988).

Pemerintah menyatakan bahwa hewan ini wajib dijaga kelestariannya. Hal ini dinyatakan melalui Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Namanya Tachypleus Gigas, berada di urutan ke-229 dari 294 jenis tumbuhan dan satwa yang harus dilindungi.

Lihat Juga: Jangan Sampai Psikosomatik Meski Harus #DiRumahAja

Sekarang ini, hanya ada empat jenis belangkas tersisa di dunia. Hal ini dicatat oleh organisasi konservasi alam IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resoruces). Tachypleus tridentatusTachypleus gigasCarcinoscorpius rotundicauda, dan Limulus polyphemus. Dari empat jenis itu, tiga di antaranya hidup di perairan Indonesia dan sejumlah negara di Asia. Hanya Limulus polyphemus yang hidup di Amerika.

(Aisyah Balqis)