Magelang – Pemerintah Kota Magelang mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bersertifikat halal demi memperluas jangkuan pasar sehingga produk dapat masuk hingga wilayah swalayan.

Dari data yang ada, pada tahun 2017 terdapat 10 produk serta tahun 2018, 12 produk yang telah bersertifikasi halal. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang membantu sertifikasi halal tahun ini sebanyak 18 produk.

Pengembangan UMKM agar bisa naik kelas dari segi kenyamanan konsumen maupun hasil produk harus bersertifikasi halal terlebih dahulu. Untuk mendapatkan sertifikat halal membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga Disperindag Kota Magelang membuat program sertifikasi halal secara gratis.

Meskipun pemerintah kota menyediakan program gratis, namun para pelaku UMKM masih enggan untuk memiliki sertifikat halal dikarenakan persyaratan yang cukup sulit dan proses yang lama.

Salah satu syaratnya, para pelaku usaha harus membedakan dapur produksi dengan dapur ibu rumah tangga. Selain itu, dalam kurun waktu 2 tahun, para pelaku UMKM harus memperbaharui sertifikat halal yang telah didapat.

Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Kota Magelang, Daniel Priyowatoro, mengatakan dengan adanya peningkatan produksi, dapat memperkerjakan tenaga kerja agar angka pengangguran dapat menurun.

“kalau sudah ramai, biasanya satu hari produksi satu kilo dan akhirnya jadi lima kilo, kan kuwalahan. Pasti akan memperkejakan tetangga atau siapapun. Nah angka pengangguran semakin berkurang. Itu juga yang menjadi salah satu harapan kami (Pemerintah Kota Magelang) dan merupakan kentungan karena kami telah berhasil mewujudkan salah satu cita-cita bangsa yaitu menyejahterakan masyarakat. “ kata Daniel.

Selain naik kelas, keuntungan jika para pelaku UMKM sudah memiliki sertifikat halal akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen yang akhirnya meningkatkan produksi dan pendapatan. (Nanda)