Tahun Baru Islam, Perayaan hingga Amalan-amalannya

ALINEA – Tahun baru biasanya identik dengan sebuah perayaan. Di malam pergantian tahun, orang-orang biasa menyalakan kembang api, meniup terompet, dan berbagai kemeriahan perayaan lainnya. Namun, berbeda dengan Tahun Baru Islam. Tidak ada letusan kembang api, konser musik, makan bersama, dan sebagainya.

Perayaan Tahun Baru Islam di berbagai daerah

Beberapa daerah di Indonesia merayakan tahun baru ini dengan cara yang berbeda-beda. Menurut beberapa sumber yang telah Alinea wawancarai, bahkan beberapa daerah seperti Cianjur, Yogyakarta, dan Cilacap diketahui tidak mengadakannya. Alasan utamanya karena berkumpul beramai-ramai tidak diperbolehkan saat pandemik COVID-19 ini.

Salah satu daerah yang tercatat turut serta merayakannya yaitu Kemandoran, Jakarta Selatan. Sekolah islami bernama SDI Al-Ikhlas berinisiatif mengadakan beberapa mata lomba, di antaranya ada lomba poster dan puisi islami tentang 1 muharam. Ada pula lomba azan dan lomba menghafal surah-surah pendek Juz Amma.

Alinea berkesempatan mewawancarai Pak Ikhsan Mustofa selaku Kepala Sekolah SDI Al-Iklhas. Beliau mengatakan bahwa tujuan diadakannya lomba-lomba tersebut adalah untuk menumbukan rasa cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Supaya para peserta tahu apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jadi (mereka) harus tahu kapan saja hari-hari besar Islam, seperti maulid Nabi, tahun baru Islam, dan lainnya.”

“Karena Rasul adalah suri tauladan kita semua. Hal ini supaya anak-anak bisa mengingat apa yang dikatakan dan diperbuat oleh Nabi.”

Ikhsan Mustofa, Kepala Sekolah SDI Al-Ikhlas Jakarta

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini beberapa acara terpaksa harus dikurangi mengingat adanya COVID-19. Sebelumnya, diadakan lomba bercerita mengenai sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada pula rangkaian acara pawai mengelilingi sekitar sekolah. Biasanya diikuti oleh murid-murid kelas 1 SD hingga 9 MTs. Beberapa masyarakat pun ada yang turut serta dalam pawai ini.

Arti Bulan Muharam atau Tahun Baru Islam

Terlepas dari perayaan-perayaan tersebut, liners harus bisa memahami arti dari bulan muharam itu sendiri.

Tahun Baru Islam jatuh pada 1 Muharam. Di Indonesia, Tahun Baru Islam 2020 atau 1 Muharam 1442 H jatuh pada 20 Agustus 2020. Muharam ditandai dengan tampaknya bulan baru saat matahari tenggelam pada akhir kalender tahun Hijriah sebelumnya.

KOMPAS.com, Mengapa Tahun Baru Islam Dirayakan?

Amalan yang menjadi bidah. Amalan yang seperti apa?

Umat Islam banyak yang turut membaca doa akhir tahun setelah Asar dan doa awal tahun setelah Maghrib. Doa-doa ini dilantunkan pada Rabu, (19/08/20).

Beberapa kalangan nyatanya menyatakan bahwa hal tersebut adalah bidah. Menurut KBBI, bidah sendiri merupakan perbuatan atau cara yang tidak pernah dikatakan atau dicontohkan Rasulullah atau sahabatnya, kemudian dilakukan seolah-olah menjadi ajaran Islam.

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak di atas perintah kami, amalannya itu tertolak.”

AsySyariah.com, Perkara Baru dalam Sorotan Syariat

Menurut Ketua UKM MIM (Mahasiswa Islam Multimedia) Muhammad Rayhan, berdoa apapun itu sebenarnya baik. “Untuk doa, sebenarnya semua doa itu baik. Namun balik lagi, jika didasarkan itu bersumber dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ya itu perkara yang tidak ada contoh dari Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Doa akhir dan awal tahun belakangan ini sempat marak. Bahkan, tagar tahun baru Islam sempat menjadi worldwide trending topic di Twitter pada Rabu, (19/08). Menduduki peringkat ke-3 selama beberapa waktu. Masih banyak kalangan yang tidak memperbolehkan doa-doa tersebut dilantunkan, lantaran tidak pernah dianjurkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketika ditanya mengenai saran bagi yang merayakan Tahun Baru Islam, Rayhan menjawab, “Perayaan Tahun Baru Islam kan sebenarnya enggak ada contoh dari Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam ya, jadi untuk perayaan tersebut sebenarnya tidak dianjurkan.” Lanjutnya, ia menambahkan, “Nah, cara kita untuk menghindari itu semua ya dengan cara tidak mengikuti dalam perayaan dan tentu untuk mengingatkan kepada penyelenggara perayaan tersebut.”

Baca juga: Memaknai Bela Negara di Masa Pandemi

Didasarkan oleh rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan rasa cinta terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Ada baiknya untuk tidak melaksanakan amalan-amalan yang tengah marak belakangan ini. Jika liners tetap ingin mengamalkannya, ingatlah bahwa semua itu harus didasari oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semata.

Terutama di tengah kondisi yang tidak memungkinkan untuk berkumpul sekarang ini. Liners bisa melaksanakannya secara virtual atau lebih baik tidak sama sekali. Hal ini tentu untuk menghindari bidah dan COVID-19. Seperti misal lomba-lomba yang diadakan oleh SDI Al-Ikhlas. Lomba-lomba tersebut sah-sah saja dilaksanakan karena didasari rasa cinta terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga, karena tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada.

Jadi, perayaan Tahun Baru Islam seperti apa yang diadakan di daerah liners?

(Pinky Nur Azizah)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *