Ketupat, Ungkapan dan Karya Tradisi Lebaran


ALINEA Liners, menjelang lebaran, ketupat (kupat) menjadi salah satu santapan yang selalu ada. Namun, tahukah Liners bagaimana sejarah ketupat bisa jadi makanan khas lebaran? Yuk, kenalan dulu sebelum kita santap dengan sayur opor!

Jadi, pada saat Raden Fatah memerintah di Kerajaan Demak, salah satu Walisongo yakni Sunan Kalijagapun memperkenalkan ketupat untuk pertama kalinya. Hal ini dilakukan dalam rangka berdakwah menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan dua kali bakda, yakni bakda lebaran dan bakda kupat. Bakda kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut bakda kupat tersebut, di tanah Jawa banyak orang Jawa yang mulai menganyam ketupat dari daun kelapa muda.

Nah, usai dianyam, ketupat diisi dengan beras, lalu dimasak. Setelah matang, ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua sebagai lambang kebersamaan.

Tahukah Liners? Ketupat memiliki filosofi yang begitu dalam lho!

Makna penggunaan daun kelapa muda sebagai pembungkusnya saja sudah menggetarkan hati. Ya, bagaimana tidak? Daun kelapa muda yang juga disebut janur merupakan akronim atau singkatan Bahasa Arab dari “jannah nur” atau “surga cahaya”.

Tidak hanya itu. Terkadang janur juga dianggap sebagai akronim dari “jatining nur”, atau yang dalam bahasa Jawa memiliki arti “hati nurani”. Hal ini memiliki filosofi bahwa ketika lebaran, kita harus mempunyai hati yang bersih dari segala hal negatif. Sehingga, kita bisa kembali ke fitri atau suci dengan saling memaafkan antar sesama umat manusia.

Baca juga: 5 Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan Ulang

Rumitnya anyaman juga menggambarkan keragaman masyarakat Jawa yang harus diikat dan dilekatkan dengan tali silaturahmi. Sementara itu, beras yang merupakan isi dari ketupat dimaknai sebagai nafsu duniawi.

Berat juga maknanya, yaaa Liners! Semenjak disebarkan oleh Sunan Kalijaga, tradisi ketupatan pada saat lebaran pun terus dilakukan hingga saat ini. Tidak hanya dipulau Jawa, bahkan tradisi ini menyebar hingga luar negeri, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Nah Liners, itu tadi sepenggal sejarah dan filosofi dari ketupat yang hingga kini menjadi makanan yang identik dengan lebaran di Indonesia. Liners, lebaran kali ini sudah makan kupat berapa ikat nih?

(Dika Pradana)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *