STMM gelar Focus Grup Discussion Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka, terdapat sebuah tantangan bagi perguruan tinggi yaitu apakah kompetensi yang diambil mahasiswa di luar program studi yang ditempuh, bisa memenuhi capaian kompetensi program studi asal mahasiswa.

Demikian ditegaskan Sekretaris Lembaga LLDIKTI Wilayah 5 Yogyakaarta, Bhimo Widyo Andjojo, SH, M.H,. pada Focus Grup Discussion (FGD) Penerapan Belajar di Luar Kampus Dalam Kampus Merdeka.

Acara ini dibuka oleh Ketua Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta Ir. Noor Iza, M.SC di STMM Yogyakarta Jumat (7/3/2021), dan menghadirkan Narasumber Wakil Dekan I FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof Sutama.

Ditegaskan Prof Sutama pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka memiliki tantangan dan peluang. Tantangan yang harus diantisipasi oleh perguruan tinggi adalah regulasi, kesiapan sumber daya yang terdiri atas Sumber daya manusia dan sarana prasarana.

Sementara peluang meilputi tiga aspek yakni, peningkatan kerjasama, transfer ilmu dan lulusan lebih berkarakter dan kompetitif. Diingatkan bahwa peningkatan kerjasama jangan hanya terbatas pada penandatangan kerjasama tapi harus ada hasil dan laporannya.

Kebijakan Kemendikbud pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah Penciptaan karakter unggul, budaya akademik, kolaboratif dan kompetitif di perguruan pinggi.

Untuk mewujudkan hal tersebut terdapat enam hal yang menjadi acuan :

  1. Merdeka Dalam Belajar dilakukan secara Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah prodi lain di luar fakultas atau di kampus lain.
  2. Pengembangan Kepemimpinan
  3. Pendampingan Dosen (Dosen Penggerak), dosen dalam memberikan pelayanan pendidikan harus bermutu agar dapat memenuhi harapan masyarakat.
  4. General Education
  5. Entrepreneurial Mindset
  6. Pembelajaran Sepanjang Hayat

Menurut Peneliti sekaligus Dosen Vokasi Universitas Indonesia, Dr. Devie Rahmawati. Program Vokasi Prodi Penyiaran Multi Media UI telah  menerapkan Merdeka Belajar  sejak tahun 2018 menggunakan metode 3, 2,1.

3 semester belajar di Program Studi, 2 semester magang di industri dan 1 semester kembali ke kampus menulis laporan selama mereka bekerja di industri.

Menurutnya program vokasi sangat cocok menerapkan Merdeka Belajar. UI yang berada di Jakarta sangat dekat dengan industri penyiaran dan multimedia memberi peluang lebih besar dalam program magang di industri.

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bisa menjadi salah satu pengembangan Merdeka Belajar dan dapat dikonversi menjadi SKS, kemudian ditawarkan pada kurikulum.

Namun terdapat beberapa persyaratan, misalnya dalam UKM mahasiswa harus melakukan pengabdian kepada masyarakat, meraih prestasi dan mengembangkan kolaborasi & kepemimpinan yang langsung dibimbing oleh dosen.

Devie juga menambahkan, Perguruan tinggi jika tidak dapat memenuhi harapan masyarakat maka akan ditinggalkan. Dosen sebagai penggerak artinya dosen memfasilitasi pembelajaran mahasiswanya secara independen.

Hal ini dapat menggunakan bentuk bentuk non kuliah seperti magang, KKN, dan menghadirkan praktisi).

(Nunuk Parwati)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *